Tangerang (ANTARA) - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (kod emiten GMFI) membagikan dividen sebesar 6,1 juta dolar AS atau 20 persen dari laba bersih perusahaan.

Direktur GMF Iwan Joeniarto dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Tangerang, Senin mengatakan pembagian dividen ini merupakan pemenuhan hak yang diberikan GMF kepada pemegang saham.

“Kami ingin membuktikan bahwa GMF merupakan tempat yang menjanjikan untuk berinvestasi. Upaya kami terus jalankan membawa keuntungan bagi perusahaan yang nantinya pasti dikembalikan kepada pemegang saham,” kata Iwan.

Iwan menyebutkan pendapatan perusahaan mengalami kenaikan sebesar tujuh persen seoanjang 2018 dari 439,3 juta dolar AS pada 2016 menjadi 470 juta dolar AS pada 2018.

Namun, laba bersih sepanjang 2018 anjlok hingga 40 persen dari 50,7 juta dolar AS selama 2017 menjadi 30,5 juta dolar AS pada 2018.

Iwan menuturkan penyebab anjloknya laba bersih sepanjang 2018 karena perawatan mesin lebih banyak dilakukan di luar negeri, pelemahan rupiah serta kenaikan harga avtur yang menyebabkan maskapai tersendat dalam pembayaran perawatan pesawat.

“Instrumen pembayarannta trouble sehingga harus ada pinjaman modal, ada beban keuangan sehingga cash in tidak sepadan dengan cash return,” katanya.

Sepanjang 2018,GMF juga telah menandatangani kerjasama strategis dengan Air France Industries/KLM Engineering & Maintenance (AFI/KLM E&M) dan membekali diri dengan beberapa penambahan kapabilitas dan kapasitas, di antaranya perawatan line maintenance Boeing 787 dan Airbus A350.

Penambahan kapabilitas juga terjadi di sektor bisnis Engine Maintenance yaitu Overhaul Engine CFM56 – 5B dan LPT-6 replacement engine tipe GE 90.

Dari sisi kapasitas, GMF melakukan penambahan dua lini kapasitas hangar narrow body terbesar di dunia milik GMF menjadi maksimal 15 pesawat yang dapat dirawat secara paralel.

GMF juga meresmikan “landing gear shop” sebagai fasilitas baru untuk mengembangkan sektor bisnis komponen.

RUPST GMF juga memutuskan untuk memberikan kuasa dan pelimpahan kewenangan dalam menetapkan besaran tantiem dan honorarium, tunjangan, fasilitas dan insentif lainnya bagi dewan komisaris dan direksi.

Pemegang saham yang hadir juga menyetujui pemberian kuasa dan pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Akuntan Publik Independen dari Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2019, dan untuk melaksanakan peningkatan modal disetor dan ditempatkan dalam rangka pelaksanaan program MESOP.

Pada mata acara ke-6, GMF melaporkan penggunaan dana IPO yang didapatkan pada Oktober 2017 silam.

Dalam pelaksanaan IPO, GMF meraih dana sebesar Rp1,1 triliun dengan komposisi penggunaan 60 persen untuk investasi, 25 persen untuk modal kerja dan 15 persen untuk refinancing.

Iwan Joeniarto menjelaskan bahwa saat ini keseluruhan dana yang dialokasikan untuk refinancing dan modal kerja sudah digunakan.

“Sementara untuk investasi dari hasil IPO sampai akhir tahun 2018 sudah terealisasi sebesar 85 persen, sisanya akan kami maksimalkan di 2019“ kata Iwan. 

Baca juga: GMF bidik pasar Rusia

Baca juga: GMF mulai jalankan Indonesia Service Hub


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019