Palembang (ANTARA) - Stasiun kereta dalam kota, "Light Rail Transit" (LRT) di Kota Palembang, Sumatera Selatan, diharapkan menyediakan kedai kopi dan kuliner ringan seperti yang ada di kota-kota besar di dunia.

Salah seorang warga yang dijumpai saat Festival Kopi KAI di stasiun LRT Palembang, Idris Ilham, Rabu, mengatakan kehadiran kedai kopi diharapkan dapat mengusir kejenuhan calon penumpang saat menunggu kereta tiba.

“Jeda waktu, kadang cukup lama. Ya, lebih baik nongkrong di kedai kopi,” kata dia.

Selain itu, Idris mengatakan kehadiran kedai kopi ini akan  membantu karena dirinya terkadang tidak sempat “ngopi” mengingat harus berangkat pagi-pagi sekali.

Menurutnya, adanya kedai kopi atau penjual makanan ringan di stasiun LRT dapat membuat moda transfortasi ini digemari masyarakat.

Sementara itu, warga lain, Ruslan Hadi, berpendapat kopi sebagai bagian kehidupan sehari-hari masyarakat sehingga cocok jika kedainya juga didirikan di stasiun LRT. Apalagi, seperti diketahui, Sumsel merupakan daerah penghasil kopi.

"Kopi Sumsel ini lumayan terkenal, ada dari Lahat, Semende, dan Pagaralam. Jika ada kedai kopi di stasiun LRT, ini sama saja dengan turut mempromosikan,” kata dia.

Sementara itu salah satu pebisnis kopi "Loka Kopi", Momo mengatakan sangat mendukung dihadirkannya kedai kopi di stasiun LRT, meskipun tidak berada di setiap stasiun. “Jika bisa ada di setiap stasiun, ya konsepnya dibedakan saja," ujar Momo.

Ia menambahkan  gaya hidup minum kopi di Indonesia khususnya Kota Palembang mulai muncul sejak dua tahun terakhir. Tak heran, para pebisnis kopi mulai melirik peluang ini di kota yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.

“Secara bisnis ini sangat menjanjikan, apalagi jika kedai kopi ini lebih didekatkan ke masyarakat, ya di Stasiun LRT misalnya," kata Momo.

Sebelumnya, KAI membuka peluang bisnis kedai kopi bagi kalangan swasta di stasiun LRT. Upaya ini, merupakan salah satu cara untuk meningkat minat masyarakat dalam memanfaatkan moda transfortasi massal itu.


 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019