Ramallah (ANTARA) - Komite Tinggi Presiden Urusan Gereja di Palestina pada Selasa (12/3) mengutuk putusan satu pengadilan Israel untuk membebaskan ekstremis Yahudi yang membakar Gereja Sepulcher of Saint Mary di Al-Quds (Jerusalem).

Putusan itu diambil pengadilan setelah jaksa penuntut umum mencabut tuntutannya atas empat ekstremis Yahudi dengan dalih "bukti tidak cukup" meskipun keempatnya mengakui mereka membakar gereja tersebut dan menyemprotkan slogan rasis anti-Kristen di tembok gereja.

Komite itu mengatakan di dalam satu siaran pers, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi, putusan itu adalah penyelewengan dari keadilan, bahkan di pengadilan, ketika sampai pada penuntutan orang Yahudi. Sementara itu penguasa Yahudi menangkapi pemuda Palestina tanpa tuntutan atau bukti atau proses pengadilan untuk waktu lama dan jumlah mereka mencapai puluhan selama bertahun-tahun.

Baca juga: Wartawan: terorisme adalah pendudukan, bukan tv Al-Aqsha

Tindakan subversif dan rasis oleh ekstremis Yahudi itu di bawah perlindungan pengadilan dan pemerintah Israel akan mengarah kepada pembentukan generasi masa depan Israel yang dijejali gagasan dan perbuatan yang bermusuh terhadap orang Palestina.

Salah seorang ekstresmi Yahudi tersebut, yang dituduh membakar gereja itu, Yanoon Reovini --yang dibebaskan oleh pengadilan Israel, juga telah membakar Gereja Tabgha di Pantai Danau Tiberias di Israel Utara pada 2015.

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019