Hong Kong (ANTARA) - Departemen Penerbangan Sipil (CAD) pemerintah Wilayah Administratif Khusus Hong Kong (HKSAR) China mengumumkan bahwa pengoperasian semua pesawat Boeing 737 Max yang masuk, keluar dan di atas Hong Kong sementara akan dilarang mulai Rabu pukul 18.00 waktu setempat.

"CAD telah memantau dengan seksama perkembangan, kemajuan investigasi dan informasi dari otoritas penerbangan terkait. Memperhatikan situasi terkini, CAD telah memutuskan untuk sementara waktu melarang pengoperasian pesawat Boeing 737 Max masuk, keluar dan di atas Hong Kong," kata juru bicara CAD.

Dia menambahkan bahwa larangan sementara akan mulai berlaku pada Rabu pukul 18.00 waktu setempat dan berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Juru bicara itu menunjukkan bahwa ada dua kecelakaan serius yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max dalam waktu kurang dari lima bulan.

"Larangan sementara hanyalah tindakan pencegahan untuk memastikan keselamatan penerbangan dan melindungi masyarakat," katanya menekankan.

CAD telah mencatat bahwa Federation Aviation Administration (FAA) AS, otoritas sertifikasi tipe pesawat Boeing 737 Max, telah menegaskan kelaikan udara pesawat Boeing 737 Max, dan penyelidikan kecelakaan masih berlangsung, katanya.

Juru bicara itu menambahkan bahwa selama beberapa hari terakhir CAD telah melakukan kontak dengan FAA dan organisasi-organisasi terkait, termasuk dua perusahaan penerbangan yang menggunakan pesawat Boeing 737 Max untuk mengoperasikan penerbangan masuk dan keluar dari Bandara Internasional Hong Kong.

Dua maskapai penerbangan, SpiceJet dari India dan Globus Airlines dari Rusia, telah diberitahu oleh CAD tentang larangan sementara dan mengatakan mereka akan sepenuhnya bekerja sama dan mempertahankan layanan mereka dengan jenis pesawat lain untuk mengurangi dampak pada penumpang.

Selama larangan sementara, CAD akan terus memantau perkembangan dan informasi dari otoritas penerbangan terkait, dan akan meninjau pengaturan larangan sementara pada waktunya, kata juru bicara itu.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019