Jakarta (ANTARA) - Sebagian perempuan yang sudah menikah dan aktif melakukan hubungan seksual perlu menjalani prosedur pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi kanker serviks.

Lantas, apakah pemeriksaan pap smear menyakitkan?

"Dibaringkan diranjang terus kakinya diangkat, dibuka pakai spekulum, lalu diambil sedikit selnya pakai brush yang tipis. Jadi enggak sakit," ujar dr. Venita dari yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, rasa sakit biasanya muncul bila perempuan yang dipapsmear merasa tegang. Jika dia bisa rileks, maka rasa sakit tak akan muncul.

"Kadang orang bilang sakitnya pas dibuka. Tetapi kalau orangnya rileks enggak sakit. Karena kalau tegang itu makin bisa sakit, kan otot. Makin rileks makin enggak sakit. Itu cuma sebentar kok. Hitungan detik kok kami mengambil sampelnya," papar dia.

Selain tak menyakitkan, pap smear juga tidak menyebabkan bekas luka apapun. Setelah melakukan prosedur ini, kaum hawa bisa melakukan berbagai kegiatan sesuai kesehariannya.

Pap smear atau pemeriksaan apusan lendir rahim merupakan bentuk pencegahan sekunder atau deteksi dini kanker serviks selain tes IVA. Sementara pencegahan primernya adalah vaksinasi HPV.

Baca juga: 90 persen kemungkinan kanker serviks sembuh jika ditangani sejak dini

Baca juga: Pendarahan di luar menstruasi berisiko kanker rahim

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019