Dari kasus sebanyak 995 balita stunting tersebut, persentasenya mencapai 11,84 persen
Madiun (ANTARA) - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) Kota Madiun, Jawa Timur(Jatim) menemukan sebanyak 995 balita di wilayah setempat yang mengalami kondisi kekerdilan hingga akhir Desember 2018.

"Dari kasus sebanyak 995 balita kekerdilan tersebut, persentasenya mencapai 11,84 persen," kata Kepala Dinkes dan KB Kota Madiun, dr Agung Sulistya Wardani saat kegiatan sarasehan penanganan masalah gizi, di aula gedung asrama haji Kota Madiun, Kamis.

Menurut dia, meski kasus tersebut masih kurang dari target WHO, namun angka itu dirasa cukup besar. Adapun, WHO menargetkan angka kekerdilan di suatu wilayah tidak boleh lebih dari 15 persen.

Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi balita mengalami kekerdilan, diantaranya 30 persennya karena kondisi kesehatan dan 70 persen lainnya multisektor.

"Multisektor, di antaranya dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan, seperti mutu tanah, air dan lainnya," kata Wardani.

Guna mengurangi kasus kekerdilan, pemkot Madiun terus berupaya melakukan pencegahan. Beberapa program dan kegiatan yang telah dicanangkan melalui organisasi perangkat daerah(opd) untuk mencegah kekerdilan antara lain, pencukupan gizi, imunisasi, jambanisasi, kampung kb, program keluarga harapan, posyandu, hingga kampanye makan ikan.

Selain itu, pendampingan terhadap ibu hamil juga dilakukan. Hal itu berlanjut saat ibu melahirkan hingga anak usia dua tahun.

Wardani menjelaskan, jika kondisi kekerdilan tidak segera ditangani, akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, diantaranya mempengaruhi pertumbuhan otak dan ketahanan tubuh anak terhadap suatu penyakit akan terganggu.

"Utamanya mulai masa kehamilan sampai dengan anak usia dua tahun itu periode emas. Jadi mohon untuk mengikuti saran dari kesehatan dan juga berperilaku hidup bersih," katanya.

Selain itu, warga juga dituntut untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti buang air besar d tempatnya, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, dan membuang sampah pada tempatnya.

Adapun, selain mencegah kasus kekerdilan di Kota Madiun, kegiatan sarasehan penanganan masalah gizi tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga Kota Madiun untuk lebih sehat sehingga melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019