Purwokerto (ANTARA) - Pasar Manis merupakan sebuah pasar rakyat di kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang telah direvitalisasi oleh pemerintah sehingga menghilangkan kesan kumuh yang pernah disandangnya.

Bahkan setelah menjalani revitalisasi, pengunjung Pasar Manis bisa berbelanja sambil mendorong troli layaknya di pasar modern atau supermarket.

Revitalisasi Pasar Manis dilaksanakan dalam dua tahap, yakni pertama dimulai pada 30 Juni 2015 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meluncurkan Program Revitalisasi 1.000 Pasar Rakyat pada 2015.

Selain itu, Presiden Jokowi pula yang meresmikan Pasar Manis tahap pertama pada 4 Mei 2016 yang dilanjutkan dengan pembangunan tahap kedua.

Pasar Manis tahap pertama dibangun di atas lahan bekas Gedung Kesenian Soetedja, sedangkan tahap kedua dilakukan di sebelah baratnya yang semula bangunan utama Pasar Manis.

Anggaran pembangunan Pasar Manis tahap pertama mencapai Rp10 miliar yang bersumber dari APBN, sedangkan tahap kedua sekitar Rp7 miliar.

Kini, Pasar Manis terdiri atas dua lantai dengan luas lahan secara keseluruhan mencapai 2.992 meter persegi terlihat bersih dan rapi sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung maupun pedagang.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pada tanggal 12 Maret 2019 memberikan anugerah berupa penghargaan pasar rakyat kepada Pasar Manis dalam kategori Pengelola Pasar Terbaik 1 Tingkat Nasional.

"Alhamdulillah Pasar Manis mendapat penghargaan dalam kategori Pengelola Pasar Terbaik 1 Tingkat Nasional," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Yuniyanto.

Ia mengatakan penghargaan tersebut tidak lepas dari upaya Dinperindag Kabupaten Banyumas khususnya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Manis dalam mengelola pasar rakyat tersebut supaya lebih bagus.

Selain itu, pihaknya juga telah mengupayakan agar Pasar Manis memiliki sertifikat standar nasional Indonesia (SNI) 8152:2015 sehingga semua yang akan dilakukan pengelola pasar rakyat itu harus sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada.

"Harus sesuai dengan SOP, baik itu masalah kebersihan, pengamanan, zonasi para pedagang, kesehatan, dan sebagainya. Tentunya ini yang mendorong kami karena kami sudah SNI sehingga dalam pengelolaannya harus sesuai dengan SOP yang ada," katanya.

Dengan adanya SNI tersebut, kondisi Pasar Manis terlihat bersih dan tidak seperti umumnya pasar rakyat. Lantai pasar selalu dibersihkan secara periodik sehingga tidak terlihat adanya tumpukan sampah.

Zonasi pedagang pun diatur sedemikian rupa dan dikelompokkan sesuai dengan jenis komoditas yang diperdagangkan sehingga memudahkan pengunjung untuk mencari kebutuhannya.

Di Pasar Manis pun tidak ada kegiatan penyortiran, sehingga sayuran yang dijual sudah benar-benar berkualitas baik. Demikian pula di zona penjualan daging ayam tidak ada aktivitas pemotongan dan pencabutan bulu sehingga terlihat lebih bersih.

"Kami mendorong beberapa hal, antara lain yang menyangkut SOP itu sendiri, baik itu dalam kaitanya dengan penataan pedagang, zonasi, kebersihan, keamanan, kenyamanan pedagang maupun pembeli, dan estetika atau keindahan pasar sehingga masyarakat senang berbelanja di pasar rakyat atau pasar tradisional," tegas Yuniyanto.

Dia mengatakan pihaknya juga sedang menyiapkan beberapa pasar tradisional lainnya agar bisa mendapatkan sertifikat SNI, antara lain Pasar Jatilawang dan Pasar Larangan Kembaran.
Aktivitas perdagangan di Pasar Manis Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Sumarwoto)
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala UPT Pasar Manis Sudono Yoso mengaku bersyukur karena Pasar Manis mendapat penghargaan dari Kementerian Perdagangan dalam kategori Pengelola Pasar Terbaik 1 Tingkat Nasional.

"Kami bertekad untuk mempertahankannya. Kami bersama para pedagang juga selalu bersinergi khususnya dalam menjaga kebersihan pasar," katanya.

Terkait dengan penilaian pasar rakyat, dia mengatakan hal itu dititikberatkan dalam hal pengelolaan administrasi dan salah satu pertanyaan yang diajukan tim penilai berkaitan dengan penyerapan aspirasi dari pedagang yang saat sekarang mencapai kisaran 500 orang.

"Kami ditanya apakah pengelola menampung aspirasi dari pedagang? Kami mengiyakannya, salah satunya aspirasi dari pedagang yang menginginkan adanya upacara peringatan HUT RI setiap tanggal 17 Agustus," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya sejak dua tahun lalu memfasilitasi pelaksanaan upacara peringatan HUT RI di Pasar Manis sehingga ketika upacara tersebut berlangsung tidak ada aktivitas perdagangan.

Selain itu, pedagang secara periodik juga menggelar kegiatan senam di aula terbuka Pasar Manis yang berada di lantai dua.

"Untuk kegiatan senam, para pedagang itu sendiri yang mengusahakan pelatihnya. Kami juga memfasilitasi sarana olahraga khususnya tenis meja di lantai dasar, sehingga banyak pedagang yang pintar bermain tenis meja," katanya.

Dalam perkembangannya, kata dia, pihaknya menjadikan area parkir Pasar Manis sebagai pasar kuliner pada malam hari dengan melibatkan pedagang yang biasa berjualan di tepi jalan.

Menurut dia, pasar kuliner malam hari itu juga dilengkapi dengan pertunjukan musik guna menarik pengunjung.

"Pedagang kuliner yang sebelumnya berjualan sampai larut malam, kini bisa pulang cepat karena sejak berjuakan di area parkir Pasar Manis, dagangannya cepat habis," katanya.

Salah seorang pedagang, Samingun mengaku bangga atas penghargaan kategori Pengelola Pasar Terbaik 1 Tingkat Nasional yang diraih Pasar Manis.

"Yang namanya pasar itu adalah rumah kedua bagi kami. Rumah kedua bagi kami kok mendapatkan penghargaan yang sungguh luar biasa, kemarin mendapat penghargaan pengelolaan terbaik, sehingga kami selaku pedagang sangat bersyukur," kata dia yang juga Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Manis.

Lebih lanjut, dia mengatakan pedagang sangat senang dengan adanya revitalisasi terhadap Pasar Manis yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015 karena hal itu membantu mereka.

Sebelumnya, kata dia, Pasar Manis sangat kumuh serta becek namun sekarang sangat bersih dan pedagang tetap tenang berjualan ketika terjadi hujan.

"Enggak seperti dulu waktu sebelum direvitalisasi, kalau hujan tidak berjualan, karena atapnya banyak yang bocor, lantainya basah. Namun kalau sekarang enggak lagi terjadi," kata dia yang telah berjualan di Pasar Manis sejak tahun 1998.

Ia mengaku sudah banyak merasakan suka dukanya berdagang di Pasar Manis sehingga berprinsip jika rezeki tidak bisa ditukar karena datangnya dari Allah.

Akan tetapi dengan kondisi pasar yang bersih seperti saat sekarang, kata dia, pedagang merasa bangga karena pengunjung yang datang banyak yang memberikan pujian.

"Banyak pengunjung yang memberikan pujian, 'pasar kok bersihnya seperti ini'. Mayoritas pengunjung bilang seperti itu," katanya.

Salah seorang ibu rumah tangga yang sedang belanja di Pasar Manis, Cahyaning mengaku kagum terhadap pengelolaan pasar rakyat tersebut.

"Baru kali ini saya melihat ada pasar rakyat yang bersih dan nyaman seperti ini. Padahal kalau enggak salah renovasinya dilakukan pada tahun 2015. Biasanya pasar kelihatan bersih hanya saat masih baru diresmikan, selanjutnya kelihatan kumuh," katanya.

Ia mengharapkan kondisi tersebut dapat dipertahankan sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang akan berbelanja di Pasar Manis yang semakin "manis" dengan diraihnya penghargaan dari pemerintah.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019