Kegiatan itu sebagai salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat agar lebih mencintai lingkungan dan mengajak masyarakat semakin sadar terhadap lingkungan dengan ikut aktif menanam tanaman di lingkungan sekitar
Lumajang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama Komunitas Puspa Semeru melestarikan anggrek ekor tupai (Rhycostilis retusa) yang merupakan tanaman endemik di wilayah setempat dengan menanamnya secara simbolis dalam rangkaian acara "Lumajang Menanam Bunga" di kawasan alun-alun Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat.

"Kami mendapatkan sumbangan dari komunitas pecinta bunga Puspa Semeru sebanyak 1.000 anggrek ekor tupai yang akan ditempel di pohon dan secara simbolis ditanam di depan rumah dinas saya," kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati di Lumajang.

Wakil bupati Lumajang menanam anggrek dengan menggunakan sky lift milik Dinas Lingkungan Hidup karena anggrek tersebut harus ditanam menempel di pohon bagian atas sehingga perlu alat bantu untuk menanamnya.

"Kegiatan itu sebagai salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat agar lebih mencintai lingkungan dan mengajak masyarakat semakin sadar terhadap lingkungan dengan ikut aktif menanam tanaman di lingkungan sekitar," katanya.

Indah mengucapkan terima kasih kepada komunitas Puspa Semeru yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan peduli lingkungan, khususnya dalam kegiatan menanam pohon di Kabupaten Lumajang.

Sementara Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup Lumajang Yuli Harismawati menyampaikan apresiasinya terhadap Paguyuban Puspa Semeru Lumajang atas sumbangsihnya memperindah kota Lumajang dengan memberikan tanaman anggrek ekor tupai.

"Dengan partisipasi kepedulian mempercantik Lumajang, semakin meyakinkan Pemkab Lumajang bahwa teman-teman komunitas juga peduli terhadap lingkungan, terutama terhadap pelestarian keanekaragaman hayati," katanya.

Ia menjelaskan tanaman anggrek ekor tupai banyak ditemui di beberapa wilayah di Kabupaten Lumajang dan dapat disebut sebagai tanaman endemik Kota Pisang dan seringkali anggrek jenis itu dianggap sebagai gulma yang menempel di pohon asem dan jati karena ketidaktahuan masyarakat.

"Selama ini orang menganggap tanaman itu sebagai gulma, padahal anggrek itu sangat cantik. Teman-teman dari Puspa Semeru nanti akan mengawal adaptasi di pohon karena ada 1.000 anggrek yang disumbangkan dan menjadi kebanggaan yang akan membuat masyarakat mencintai kotanya dengan keindahan tanaman hias," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Lumajang Siapkan Ribuan Masker Antisipasi Abu Bromo

Baca juga: Tiga kecamatan di Lumajang-Jatim diterjang angin kencang

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019