Jakarta, 22/10 (ANTARA) - Kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Jakarta hingga Selasa (23/10) sebagai bentuk keberhasilan diplomasi Indonesia di dunia internasional. "Kita harus bangga mendapatkan kunjungan kenegaraan Presiden Mahmoud Abbas, karena pada akhirnya apa yang telah diperjuangkan Indonesia selama ini yaitu mengenai konflik Palestina-Israel telah nampak membuahkan hasil," kata pengamat masalah internasional yang juga Guru Besar Universitas Indonesia Bachtiar Aly di Jakarta, Senin. Ia mengatakan kunjungan Mahmoud Abbas tersebut menunjukkan besarnya kepercayaan Palestina pada Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik yang berkepanjangan antara Palestina-Israel. "Indonesia dianggap memiliki posisi penting di dunia internasional yang pada akhirnya dapat membantu Palestina menyelesaikan masalah mereka," katanya. Di dunia Barat, katanya, Indonesia pun amat diperhitungkan, sehingga suara Indonesia dianggap dapat didengarkan dan dapat mempengaruhi berbagai pihak yang berkepentingan untuk segera menyelesaikan konflik Palestina-Israel. "Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar yang cukup moderat, sehingga Indonesia amat diperhitungkan oleh Israel, Amerika, Rusia juga negara-negara Uni Eropa," kata Bachtiar Aly. Menurut Bachtiar, yang paling penting dilakukan oleh Indonesia sekarang adalah terus membangun kepercayaan Palestina terhadap Indonesia dan tetap melakukan "silent diplomacy". "Seperti kita ketahui Palestina sendiri masih memiliki konflik internal antara Hamas dan Fatah. Dan selepas kunjungan Presiden Mahmoud Abbas yang berasal dari kelompok Fatah, Indonesia harus dapat meyakinkan kelompok Hamas bahwa Indonesia tidak berpihak pada salah satu kelompok," kata mantan Dubes di negara di Timur Tengah ini. Yang harus diyakinkan Indonesia kepada Presiden Abbas adalah, lanjutnya, Palestina harus terus berusaha menyelesaikan konflik internal mereka dan baru kemudian menyelesaikan permasalah besar mereka dengan Israel. "Indonesia juga harus dapat menyakinkan negara-negara Barat yang ekonominya telah maju seperti AS yang hingga saat ini memiliki hubungan baik dengan Indonesia untuk dapat melakukan rehabilitasi ekonomi Palestina," katanya. Indonesia, katanya, tidak mungkin memberikan bantuan materi besar kepada Palestina. Yang bisa dilakukan Indonesia adalah mempergunakan posisi politis Indonesia di dunia Internasional untuk mendorong negara-negara Barat melakukan rehabilitasi ekonomi. "Ini penting dilakukan Indonesia, karena Indonesia memiliki kepentingan untuk menciptakan perdamaian serta kemerdekaan Palestina," ujarnya. Sebagai salah satu inisiator Konfrensi Asia Afrika tahun 1955, ujar dia, serta preambule (pembukaan) UUD 1945, Indonesia harus membantu proses kemerdekaan Palestina. Karena diantara negara-negara berkembang dalam KAA itu, hanya Palestina yang belum merdeka. "Sebagai langkah konkrit, setelah kunjungan Presiden Abbas ke Indonesia ini, diharapkan ada sebuah pertemuan rutin atau regular antara Indonesia, Palestina serta jika dimungkinkan dengan negara-negara yang berkepentingan, seperti Israel, Amerika, juga Rusia ataupuan Uni Eropa untuk terus berusaha mencari cara menyelesaikan konflik Palestina-Israel itu," tambah mantan Duta Besar Indonesia untuk Mesir itu. Dalam kunjungan dua hari di Indonesia, Presiden Mahmoud Abbas akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara pada Senin ini, serta direncanakan akan mengadakan kunjungan kepada Ketua MPR. Presiden Mahmoud Abbas juga dijadwalkan akan menghadiri sebuah seminar yang berlangsung di Hotel Shangrila pada Selasa. Setelah dari Indonesiam Abbas beserta rombongan akan langsung bertolak ke Brunei Darussalam. (*)

Copyright © ANTARA 2007