Semarang (ANTARA) - Sejumlah tokoh nasional dan ulama mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat menyampaikan orasi pada acara Apel Kebangsaan dengan tema "Kita Merah Putih" di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Minggu.

Sejumlah tokoh nasional yang hadir memberikan orasinya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kia Haji Maimun Zubair, Habib Luthfi bin Yahya, Gus Muwafiq, KH Munif Zuhri, Profesor Mahfud MD.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD meminta masyarakat Jawa Tengah dan di seluruh Indonesia untuk bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar rakyat tidak terpecah belah.

Ia menilai acara Apel Kebangsaan yang diselenggarakan Pemprov Jateng ini sangat baik sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI sekaligus persatuan dan kesatuan.

Mahfud menjelaskan meskipun saat ini akan digelar Pemilu 2019, namun perbedaan tidak menjadi halangan.

Apel Kebangsaan bertema "Kita Merah Putih" ini, kata dia, menjadi ajang menjaga sikap seluruh bangsa Indonesia agar tetap berwatak dan berjiwa merah putih.

Merah adalah lambang keberanian, berani melawan ketidakadilan dan melawan kezaliman siapapun pemimpin serta apapun partainya, sedangkan warna putih artinya bersih, bersih dan perbuatan korupsi dan tindakan apapun yang merusak bangsa.

"Semua harus dilakukan, agar bangsa ini selamat. Tidak ada dalil apapun yang membantah bahwa menjaga kebangsaan itu penting baik menurut konstitusi maupun secara agama, maka dari itu menjaga NKRI, UUD 45, Pancasila dan Merah Putih itu penting. Titik!," tegasnya.

Habib Luthfi bin Yahya menambahkan sebagai bagian dari bangsa Indonesia, masyarakat harus bangga memiliki merah putih karena di dalamnya memiliki tiga hal yang harus dijaga yakni kehormatan bangsa, harga diri bangsa, dan jatidiri bangsa.

"Merah Putih tidak akan berubah meski zaman sudah berubah. Kalau sudah kumpul seperti ini dan berkomitmen menjaga NKRI, maka Indonesia tetap jaya," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan jika Apel Kebangsaan ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang suku, agama, ras bahkan pilihan politik.

"Hari ini komplit, ini ada TNI, Polri, Kajati, Ketua DPRD, Wagub dan juga tokoh nasional serta para ulama. Saya minta segenap rakyat Indonesia, segala golongan, semua harus bersatu padu bulat, berdiri di belakang pemimpin. Janganlah menjadi kacau, bekerja tak tentu arah, hanya tuduh menuduh dan menyalahkan orang lain," kata Ganjar.

Apa yang disampaikan Ganjar tersebut adalah pidato pertama Bung Karno saat dilantik menjadi Presiden RI.

Dalam pidato pertama itu, Soekarno sudah mengingatkan bahwa yang menjadi ancaman bagi Indonesia adalah dari bangsa Indonesia sendiri.

"Lihatlah bangsa kita saat ini, fitnah merajalela, hoaks, maki-memaki, saling menyerang bertengkar antar kawan bahkan saudara sedarah. Apakah fitnah dan hoaks yang mengoyak ini akan kita biarkan? apakah sikap intoleran akan kita biarkan? apakah rasa permusuhan yang merusak sendi berbangsa akan dibiarkan? Pasti semua berkata tidak. Mari kita berdiri untuk menjaga NKRI," pungkas Ganjar.

Selain shalawatan, orasi kebangsaan dan doa bersama, Apel Kebangsaan juga diisi dengan ikrar bersama menjaga NKRI.
Acara ditutup dengan penyerahan secara simbolis bendera merah putih oleh para tokoh nasional kepada generasi penerus, pelepasan burung merpati, serta makan bersama brokohan nasi kebuli.

Baca juga: Slank bakal sebar virus perdamaian berdemokrasi pada Apel Kebangsaan
Baca juga: Ganjar pastikan anggaran Apel Kebangsaan sesuai prosedur
Baca juga: Kesbangpol pastikan Apel Kebangsaan "Kita Merah Putih" bukan kegiatan politik

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019