Jakarta (ANTARA) - Penyerang internasional asal Brazil, Pato, memutuskan untuk meninggalkan klub Liga Super China, Tianjin Tianhai, demikian diumumkan mantan bintang AC Milan itu melalui media sosial Instagram, Minggu.

"Saya ingin menginformasikan kepada Anda bahwa petualangan saya di China sudah berakhir," kata pemain berusia 29 tahun itu seperti dikutip bbc.com.

"Dua tahun di China penu dengan kenangan indah dan pengalaman baru. Saya yakin mmembuuat saya tumbuh sebagai pria dewasa, sayya belajar budaya baru dan kebiasaan baru di negara hebat ini," katanya.

"Saya bangga bisa membagi cinta saya kepada sepak bola untuk disumbangkan ke sepak bola China dan dengan gol saya memmbantu tim mencapai Liga Champions Asia untuk pertama kalinya.. saya menang menghadapi tim-tim tangguh."

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada klub, rekan satu tim, pelatih dan semua pihak yang bekerja untuk klub, penggemar saya yang selalu memberi dukungan dengan sepenuh hati dan seluruh masyarakat China yang menyenangkan yang saya temu dalam dua tahun ini."


Tidak diperpanjangnya kontrak Pato oleh Tianjin membuat pemain tersebut berstatus sebagai pemain bebas dan diperkirakan ia akan kembali ke negaranya Brazil setelah sukses selama dua tahun di kompetisi di China.

Pato bergabung dengan Tianjian Quanjian menyusul sukses klub tersebut promosi ke liga utama kompetisi sepak bola di China pada akhir 2016 lalu dan 15 gol yang dicetak selama debutnya sangat penting untuk mengamankan klub itu mencapai peringkat ketiga di tahun pertama keberadaannya.

Hasil tersebut pun mengantar Tianjin lolos ke Liga Champions Asia untuk pertama kali dalam sejarah klub itu yang kemudian sukses melaju sampai perempat-final sebelum dikalahkan Kashima Antlers asal yang Jepang yang akhirnya tampil sebagai juara.

Baca juga: Pato bergabung dengan klub China

Meski bersinar dengan mencapai babak delapan besar kompetisi Asia, prestasi Tianjian di kompetisi domestik kemudian justru memudar pada tahun kedua Pato karena hampir terperosok ke jurang degradasi meski kemudian akhirnya berada di peringkat kesembilan.

Situasi semakin parah ketika pada Desember lalu, pemilik klub Shu Yuhui ditangkap karena diduga melakukan transaksi ilegal dalam Quanjian Group, membuatnya terpaksa melepas kepemilihan klub.

Tanpa dukungan Shu, klub kemudian berjalan terseok-seok dan Asosiasi Sepak Bola Tianjin pun terpaksa turun tangan dengan mengambil alih klub dan mengganti namanya menjadi Tianjin Tianhai.

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019