'Stunting' ini bukan hanya soal susu saja tapi juga terkait masalah sanitasi dan gizi
Jakarta (ANTARA) - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 K.H. Ma'ruf Amin menyebut program  Sedekah Putih yang disuarakan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno dalam Debat Capres putaran ketiga tidak berpengaruh mencegah kekerdilan atau stunting.

Ma'ruf dalam debat ketiga calon wakil presiden Pemilu 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, mengatakan isu Sedekah Putih itu ditangkap masyarakat dilakukan setelah 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), padahal masa-masa periode emas ada di sana, terutama usai ibu melahirkan.

Apabila susu diberikan setelah dua tahun, kata dia, maka tidak lagi berpengaruh untuk mencegah kekerdilan.

Oleh karena itu, kata Kiai Ma'ruf, istilah Sedekah Putih itu menimbulkan pemahaman yang membingungkan masyarakat.

"Kami justru ingin mengatakan apa yang sudah dilakukan pemerintah turunkan 'stunting' dengan cara intensif. 'Stunting' ini bukan hanya soal susu saja tapi juga terkait masalah sanitasi dan gizi," ujar dia.

Oleh karena itu, ia mengatakan perlu juga pemberian sembako melalui bantuan sosial untuk ibu hamil agar mereka bisa membeli susu untuk calon anak mereka. Bukan sejak hamil, akan tetapi sejak sebelum menikah, sejak di Kantor Urusan Agama (KUA).

"Karena itu kita inginkan bisa turunkan (angka stunting, red.) ke 10 persen ," ujar Ma'ruf.

Jumlah balita stunting pada 2013 mencapai 37,2 persen dan menurun menjadi 30,8 persen pada 2018, sedangkan untuk balita kurus dan sangat kurus pada 2013 mencapai 12,1 persen dan turun menjadi 10,2 persen dari sekitar 23 juta balita pada 2018.

Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan K.H. Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019