Tuban, Bali (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (persero) pada penyelenggaraan Earth Hour (Jam Bumi) 2019 dipusatkan dengan mematikan listrik di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar pada 30 Maret 2019 pukul 20.30-21.30 WITA.

"Tahun ini adalah penyelenggaraan kedua dan secara keseluruhan, kegiatan tersebut tidak akan mengganggu aktivitas operasional dan pelayanan di 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura I," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi kepada pers di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Bali, Senin,  usai penandatanganan nota kesepahaman PT Angkasa Pura I dengan WWF Indonesia tentang kerja sama konservasi dan edukasi lingkungan hidup.

Pada peringatan Earth Hour 2018 dipusatkan di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Dikatakan Faik, seluruh penumpang pesawat udara, masyarakat, komunitas, dan pemangku kepentingan diharapkan ikut menyukseskan kegiatan Earth Hour itu dengan memadamkan lampu atau peralatan elektronik yang tidak digunakan pada tanggal 30 Maret 2019 selama satu jam mulai pukul 20.30 waktu setempat.

Perusahaan, katanya, sangat mendukung program itu sebagai bentuk komitmen mendukung dan melaksanakan kepedulian terhadap lingkungan yang selama ini telah dijalankan AP I.

Dikatakan Faik, kegiatan pengembangan dan pengelolaan bandara oleh Angkasa Pura I harus membawa manfaat sosial dan manfaat lingkungan hidup bagi masyarakat sekitar bandara.

"Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dampak lingkungan hidup dalam jangka panjang, kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip eco-airport dan prinsip perusahaan berkelanjutan pada operasional dan pengembangan bandara Angkasa Pura I," kata Fahmi.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT AP I Devi Suradji, mengatakan salah satu komitmen perusahaan untuk menjaga lingkungan di bandara yang dikelola adalah mengurangi penggunaan tas plastik bawaan para penumpang.

"Tadi kita menyisir sejumlah penumpang yang membawa tas plastik untuk diganti tas kain, dalam upaya mengurangi sampah plastik di Indonesia," kata Devi.

Indonesia, katanya, sebagai negara penghasil sampah terbesar nomor dua di dunia terus berkomitmen mengurangi sampah plastik.

Dia berharap dengan gencarnya kampanye tidak gunakan tas plastik, maka volume sampah di Indonesia turun drastis.

"Indonesia adalah negara yang menarik untuk dikunjungi wisatawan asing, sehingga harus menampilkan keindahan yang salah satunya mengurangi sampah plastik," katanya.

Angkasa Pura I telah mengenalkan konsep bandara ramah lingkungan melalui terminal baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang diikuti pengimplementasian secara penuh standar ISO 14001 terkait lingkungan oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Persero juga telah memasukkan strategi lingkungan hidup ke dalam sejumlah program tanggung jawab sosial perusahaan seperti penanaman pohon dan penanaman terumbu karang.

Baca juga: Angkasa Pura I jadi tuan rumah acara kebandarudaraan dunia 2019

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019