Jakarta (ANTARA) - Keluarga WNI yang menjadi korban dalam aksi penembakan massal di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, akan difasilitasi untuk berkunjung ke negara tersebut.

"Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta membantu menyiapkan dokumen perjalanan dan visanya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam penjelasan kepada pers di Jakarta, Senin.

Kemlu membantu memfasilitasi keluarga Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid (58), WNI yang meninggal dunia akibat serangan teror di Masjid Al Noor, untuk memberikan penghormatan terakhir secara langsung kepada almarhum.

Lilik adalah WNI yang selama 16 tahun terakhir menetap di Christchurch dan bekerja sebagai insinyur perawatan pesawat di maskapai Air New Zealand.
 

Menurut rencana, almarhum Lilik akan dimakamkan di Christchurch.

Selain keluarga almarhum Lilik, Kemlu juga membantu keluarga Zulfirman Syah, WNI yang bersama putranya terkena tembakan saat sedang melaksanakan salat Jumat di Masjid Linwood.

WNI asal Padang, Sumatera Barat itu, dan putranya yang baru berusia dua tahun masih dirawat di Christchurch Public Hospital hingga saat ini.

“Kondisi si ayah lebih parah daripada putranya, tetapi keduanya sudah mendapat perawatan dan kini berangsur pulih,” tutur Arrmanatha.

Kemlu mencatat delapan WNI menjadi korban dalam aksi penembakan di Christchurch, Jumat (15/3) lalu.

Dari jumlah tersebut, lima WNI dilaporkan selamat, dua WNI terluka, dan seorang WNI meninggal dunia.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019