Pekan Imunisasi Nasional ini juga merupakan bagian dari perjuangan besar seluruh umat manusia untuk memerangi penyakit dan virus Polio. Dengan Imunisasi Polio kita ciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas, yang bebas dari cacat tubuh karena
Jayapura (ANTARA) - Bupati Deiyai, Provinsi Papua  Ateng Edowai membuka Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di halaman kantor bupati setempat, Senin.

Usai pencanangan PIN Polio, Bupati Deiyai Ateng Edowai mengatakan  untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular dengan cara imunisasi anak 0 bulan hingga 15 tahun.

Ateng mengatakan imunisasi merupakan salah satu program kesehatan yang paling efektif dan utama dalam pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

"PIN ni juga merupakan bagian dari perjuangan besar seluruh umat manusia untuk memerangi penyakit dan virus Polio. Dengan Imunisasi Polio kita ciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas, yang bebas dari cacat tubuh karena polio," katanya.

Pada 2018 polio ditemukan di negara Papua New Guninea (PNG) dan dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) Polio Virus cVDPV Tipe 1. Kemudian pada 27 September 2019, penyakit polio ditemukan di Kabupaten Yahukimo, Papua.

"Maka penyebaran penyakit Polio tersebut sama seperti penyakit HIV/Aids, artinya mudah pindah dari anak satu ke anak lainnya. Penyakit inikita punya anak-anak tiba-tiba lumpuh, layu dan akut pada usia di bawah 15 tahun. Tapi penyakit tersebut ada obatnya. Jangan takut," katanya.

Untuk itu dia memerintahkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat agar segera mengatasi penyakit tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten  Deiyai Kornelis Pakage menjelaskan berdasarkan rekomendasi dari Komisi Ahli Eradiksi Polio dan Komisi Penasehat Ahli Imunisasi Nasional, pada 2019, agar segera melakukan upaya untuk menghentikan penularan virus cVDPV Tipe 1 dengan melakukan Sub Pekan Imunisasi Nasional (SPINP) yaitu pemberian Imunisasi Polio Tetes tambahan secara massal di wilayah kerja Kabupaten Deiyai.

"Pelaksanaan SPINP ini untuk menjaga generasi emas masa depan suku Mee asal Kabupaten Deiyai yang tercinta ini," katanya.

Karena itu, kata dia, lintas sektor, Aparat Sipil Negara (ASN) dan semua keluarga dimohon bekerja sama menyukseskan PIN Polio ini.

"Jadi ini dilaksanakan untuk memustuskan mata rantai penularan Virus cVDPV Tipe 1 dan menanggulangi KLB agar Kabupaten Deiyai bebas polio," kataAlumnus Unair Surabaya itu.

Kegiatan itu, menurut dia, dilaksanakan dengan cara pemberian Imunisasi BOVP kepada anak usia 0 bulan sampai dengan 15 tahun sebanyak minimal dua putaran dengan target cakupan sekurang-kurangnya 95 persen.

Pelaksanaan PIN Polio putaran pertama dilaksanakan pada 18-25 Maret 2019, sedangkan putaran kedua pada April 2019. Sasarannya bayi dan balita, 25 TK dan PAUD, 56 SD, 12 SMP, tiga SMA dan dua SMK. Sebanyak 27.460 anak. Sumber pendanaannya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapartan dan Belanja Daerah (APBD).
 

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019