Jakarta (ANTARA) - Mantan presiden Peru, Alejandro Toledo, ditangkap lantaran mabuk di depan umum di California dan dibebaskan pada Senin pagi dini hari, demikian informasi pihak berwenang California.

Sejak 2017, warga California tersebut, menolak menjalankan putusan hakim setempat untuk menghabiskan 18 bulan penahanan pra-sidang terkait dengan penyelidikan suap besar-besaran.

Amerika Serikat masih mengevaluasi permintaan Peru untuk mengekstradisi Toledo.

Pria yang berusia 73 tahun dan dianggap buronan tersebut ditangkap di San Mateo County pada Minggu, usai dilaporkan ke kantor polisi setempat gara-gara mabuk di sebuah restoran, demikian pernyataan kantor Kepolisian Daerah San Mateo County.

Kantor kepolisian mengatakan pihaknya mengetahui masalah yang tengah menjerat Toledo di Peru, namun menambahkan bahwa "keberadaan dakwaan di Peru saja tidak mengesahkan penangkapan pelaku di Amerika Serikat".

Kementerian Luar Negeri Peru juga mengomentari penangkapan Toledo, yang pertama kali dlaporkan lembaga penyiaran lokal Peru RPP.

Melalui wawancara telepon dengan Reuters, Toledo membantah bahwa dirinya ditangkap. Ia berpendapat, bahwa informasi soal penangkapannya sebagai bagian dari konspirasi yang dirancang musuh politiknya.

Jaksa penuntut menuduh Toledo, presiden Peru periode 2001-2006, telah menerima 20 juta dolar AS dari perusahaan konstruksi Brazil sebagai imbalan atas bantuannya karena telah mengamankan kontrak yang menguntungkan. Toledo membantah melakukan kesalahan apapun.

Sumber: Reuters

Baca juga: Mantan Presiden Peru mulai diperiksa atas dugaan terima suap
Baca juga: Presiden Peru pilih jembatan daripada dinding pembatas

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019