pemerintah perlu lebih mengembangkan ekonomi digital di Nusantara dengan mengeluarkan kebijakan yang benar-benar mendukung optimalisasi peranan pendidikan vokasi guna menciptakan SDM bidang literasi digital yang juga memadai
Jakarta (ANTARA) - Penyanyi grup musik U2, Bono, pernah mengatakan bahwa era digital secara pribadi membuatnya bergairah karena dapat "closed the gap between dreaming and doing" (mengurangi kesenjangan antara bermimpi dan berbuat).

Kutipan itu memang tidak keliru, karena dengan era digitalisasi, yang melesat dengan adanya jaringan internet dan infrastruktur-komunikasi yang terhubung secara global, membuat berbagai hal lebih mudah, lebih cepat, dan jelas lebih efisien dibandingkan sebelumnya.

Bagaimana untuk mengaitkan pentingnya digitalisasi dengan fokus pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada tahun 2019 ini?

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indra Krishnamurti menyatakan, pemerintah perlu lebih mengembangkan ekonomi digital di Nusantara dengan mengeluarkan kebijakan yang benar-benar mendukung optimalisasi peranan pendidikan vokasi guna menciptakan SDM bidang literasi digital yang juga memadai.

Untuk mengoptimalkan hal tersebut, lanjutnya, pendidikan vokasi membutuhkan kerja sama banyak pihak, seperti pemerintah daerah dan juga industri, dan sinergi antara kedua pihak tersebut diharapkan bisa membuat kurikulum dan pengajaran yang diterapkan menjadi tepat sasaran karena sesuai dengan kebutuhan industri.

Pemerintah daerah, harus mampu mengidentifikasi potensi daerahnya agar bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan kurikulum dan industri yang ada di daerah tersebut.

Sedangkan terkait pengembangan ekonomi digital yang diharapkan mampu menyentuh semua sektor, pemerintah daerah juga sebaiknya memiliki perencanaan yang matang soal pengembangan fasilitas SMK yang mendukung kegiatan praktek para siswa.

Ia menyatakan masih marak hambatan dalam pengembangan pendidikan vokasi, di antaranya mengenai kurangnya fasilitas penunjang, seperti tempat praktek dan juga laboratorium, sehingga siswa yang menempuh pendidikan vokasi tidak memiliki cukup sarana untuk mengembangkan keahliannya dan sulit mengikuti perkembangan industri.

Idealnya, SMK memiliki laboratorium yang dilengkapi dengan alat/teknologi terbaru untuk memudahkan mereka melakukan workshop atau lokakarya. Aktivitas lokakarya tersebut akan sangat membantu untuk bisa mempraktekkan keilmuannya agar bisa digunakan di dunia pekerjaan nantinya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam acara The First Apple Developer Academy Graduation Fair di BSD City, Tangerang, Banten, Selasa (12/3), menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 17 juta orang yang bekerja di bidang ekonomi digital hingga 2030.

Menperin mengingatkan bahwa ada aspek lain yang dinilai menjadi potensi, yaitu Indonesia saat ini memiliki 30 juta orang yang menjadi konsumen e-commerce, baik itu mereka yang menjual maupun membeli produk dengan menggunakan teknologi digital.


Investasi kencang

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong juga menyebutkan bahwa arus investasi di bidang ekonomi digital ke Indonesia masih kencang di tengah perekonomian global yang melambat beberapa waktu terakhir.

Tom, sapaan akrabnya, di sela Regional Investment Forum (RIF) 2029 di Tangerang Selatan, Banten, Senin (11/3), mengatakan arus modal ke sektor tersebut sama sekali tidak mengalami tren penurunan atau pelemahan di tengah pertumbuhan ekonomi global yang meredup.

Kondisi yang baik itu juga terlihat dari data pertumbuhan omzet startup digital di Indonesia yang tidak mengalami keterlambatan.

Dengan kondisi demikian, investasi di sektor digital dinilai bisa menjadi andalan untuk menyelamatkan investasi internasional (foreign direct investment/FDI).

"Arus modal dari digital dan startup jadi andalan kita untuk menyelamatkan investasi internasional di samping smelter atau logam," sebut Kepala BKPM.

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara memperkirakan transaksi ekonomi digital Indonesia mencapai 130 miliar dolar AS pada 2020.

Berdasarkan riset Google dan Temasek, pasar ekonomi digital di Indonesia mencapai 27 miliar dolar AS dan berpotensi meningkat menjadi 100 miliar dolar AS pada 2025. Dari aliran investasi asing per tahun di level 20-25 miliar dolar AS, diperkirakan 10 persennya disumbang dari sektor ekonomi digital.

Karena itu, tidak heran bila Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari inovasi digital yang terus berkembang.

Bambang menyebutkan bahwa inovasi digital akan meningkatkan produktivitas ekonomi dan membuka kesempatan baru.


Pariwisata milenial

Dalam penerapannya secara praktis juga bisa diterapkan di berbagai bidang, seperti dalam sektor pariwisata bahkan hingga kelautan dan perikanan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut tekonologi digital berperan penting untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia, karena teknologi digital menjadi instrumen yang tepat untuk menyasar segmen kaum muda milenial.

"Untuk mengubah dunia secara radikal ada dua cara yaitu regulasi atau teknologi. Kita memilih teknologi digital untuk pariwisata agar kita menguncang dunia," ujarnya.

Sejumlah program terkait industri pariwisata juga telah dimiliki oleh Kemenpar untuk kamum milenial, yaitu Wonderful Startup Academy, Nomadic Tourism, dan Destinasi Digital.

Program itu, memberikan edukasi, sharing pengetahuan, mentoring hingga validasi terhadap market maupun bisnis, serta menjadi akses kepada pemangku kebijakan, baik sesama pelaku bisnis pariwisata maupun konsumen langsung.


Kampung digital

Di bidang kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diberitakan mengapresiasi program kampung perikanan digital yang dibangun oleh sejumlah perusahaan rintisan di Indramayu, Jawa Barat, yang dinilai selaras dengan Revolusi Industri 4.0.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyatakan, program kampung perikanan digital seperti yang terdapat di Desa Krimun dan Puntang Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, layak diapresiasi karena merupakan sebuah lompatan transformasi praktek budidaya ikan berbasis digital.

Diharapkan kedepannya dapat terbentuk kampung-kampung digital baru dengan berbasis pada berbagai komoditas andalan daerah masing-masing.

Dengan demikian, pembudidaya benar-benar siap menghadapi revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang hangat.

Melalui program itu masyarakat pembudidaya bisa memanfaatkan aplikasi digital untuk meningkatkan efisiensi usahanya sehingga pendapatan mereka meningkat.

Digitalisasi di perikanan budidaya akan membuat nilai jual yang lebih tinggi, mendapatkan kepastian pasar, sarana dan prasarana usaha yang lebih efisien, kemudahan akses teknologi produksi yang pada akhirnya membuat usaha budidaya makin efisien sehingga pendapatannya pun bisa meningkat.

Slamet mengingatkan bahwa pembudidaya tinggal mengunduh aplikasinya di ponsel pintar miliknya, sehingga memudahkan mereka dalam mengatur waktu dan jumlah pemberian pakan ikan.

Selain itu, penggunaan "automatic feeder" ini di sistem budidaya air tawar tersebut juga dinilai akan membuat penggunaan pakan lebih efisien sehingga nilai kematian ikan juga dapat ditekan.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim, menyatakan bahwa terkait digitalisasi, KKP perlu fokus kepada pembenahan data yang akurat terkait hasil penangkapan ikan secara digital agar benar-benar dapat menjadi landasan yang tepat dalam pembuatan kebijakan sektor perikanan nasional.

Dengan kata lain, ada banyak peluang dan juga banyak bidang yang bisa disasar dalam memanfaatkan keuntungan dari proses dan inovasi digital yang ada saat ini.

Semua sektor melalui kementerian dan lembaga sudah menggaungkan berbagai kebijakan untuk mengembangkan ekonomi digital.

Namun tidak cukup hanya kebijakan semata, tetapi diperlukan totalitas yang menyeluruh dari pemerintah serta sinergi antarberbagai pihak terkait dalam mewujudkannya  agar menjadi nyata.

Baca juga: Menperin sebut Indonesia butuh 17 juta pekerja ekonomi digital
Baca juga: BKPM sebut arus investasi ekonomi digital ke Indonesia masih kencang
Baca juga: Pemda diminta melek aplikasi dan digital online untuk dukung pariwisata


 

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019