Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan penanganan khusus untuk mencegah kerusakan yang lebih besar di kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul yang salah satu bagian taludnya mengalami longsor pada Minggu (17/3).

"Memang ada wilayah Kawasan Strategis Kasultanan yang memang harus ditangani secara khusus karena memang itu kawasan cagar budaya dan dari tingkat kebencanaannya memerlukan koordinasi yang solid," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi seusai rapat penanganan kerusakan Makam Raja-raja Mataram di Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Selasa.

Menurut Gatot, untuk mencegah kerusakan yang lebih besar di Kompleks Makam Raja-raja Mataram, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM DIY akan melakukan upaya darurat dengan memasang terpal di bagian yang longsor untuk mengurangi resapan air ke dalam tanah yang kondisinya sudah labil.

"Teman-teman PU sudah mempersiapkan langkah salah satunya pemasangan terpal tetapi terkedala kondisi lokasi kemiringan tanah yang cukup tinggi, tetapi akan kami coba terus," kata Gatot.

Langkah selanjutnya, kata dia, akan dicoba dengan menggunakan teknologi semen sprayer agar lapisan tanah lebih rigit dan kaku atau dengan mencermati genangan air di permukaan. "Itu untuk kondisi darurat mudah-mudahan bisa mengurangi atau memberhentikan kerusakan yang lebih besar lagi," kata dia.

Setelah upaya darurat, Gatot melanjutkan, langkah yang akan ditempuh selanjutnya adalah penanganan permanen. Saat ini Pemda DIY tengah menyiapkan anggaran dan menentukan waktu pelaksanaan rekonstruksi di kompleks makam tersebut. "Dalam waktu sebulan atau dua bulan ini rekonstruksi perbaikan bisa kita lakukan," kata Gatot.

Seperti diwartakan, bencana longsor di Imogiri, Bantul terjadi pada Minggu (17/3) setelah terjadi hujan seharian dengan intensitas sedang hingga lebat. Talud di bagian depan Makam Raja-raja Mataram yang berlokasi di Kecamatan Imogiri, Bantul menjadi salah satu titik yang mengalami longsor.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019