Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (PANRB) Syafruddin mengajak teknokrat dan ilmuwan membuat perubahan yang luar biasa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang akan menopang kemajuan negara dan kesejahteraan bangsa di masa depan.

"Sekarang segalanya telah berubah, pengetahuan dan teknologi telah menghadirkan nafas baru bagi umat manusia untuk mengatasi berbagai masalah," kata Menteri PANRB Syafruddin saat pemaparan pada Minister Lecture dalam Kongres Teknologi Nasional 2019 yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Rabu.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kata Syafruddin, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, memegang peranan penting bagi masa depan peradaban umat manusia.

Ditegaskannya, tidak ada pilihan lain bagi anak bangsa, selain bekerja keras, bekerja cerdas, dan selalu meningkatkan kualitas SDM bangsa melalui adopsi ilmu pengetahuan dan teknologi karena masa depan dunia bukan lagi berada pada ruang fisik, namun pada tataran virtual.

Terkait hal tersebut, kata dia, pemerintah saat ini sedang berusaha keras untuk menyiapkan fondasi pengetahuan dan teknologi yang akan dimanfaatkan oleh bangsa di masa mendatang .

Hal itu karena Indonesia akan menghadapi dua isu besar yaitu revolusi industri 4.0 dan bonus demografi. Kedua tantangan ini perlu dikelola dengan baik agar Indonesia mampu meraih keemasannya pada 2045.

"Postur SDM yang berpikiran maju, inovatif, kreatif dan berdaya saing tinggi akan menjadi tonggak kekuatan utama bangsa," ujar Syafruddin.

Revolusi Industri 4.0 akan menjadi ruang dan area bermain utama bagi para generasi millenial dalam upaya pembangunan bangsa di masa mendatang.

"Ibarat organisme dan ekosistem, yang paling cocok hidup dalam habitat era digitalisasi dan virtualisasi ya generasi millenial, kepada merekalah nasib bangsa ini akan bertumpu," ujar mantan Wakapolri ini.

Saat ini banyak negara dari berbagai belahan dunia berlomba memanfaatkan kemajuan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya dan menjawab tantangan jaman.

Ia mengatakan Arab Saudi melalui tangan dingin Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman mereformasi tatanan negara dan arah pembangunan kerajaan Arab Saudi yang tidak lagi bergantung pada pasokan minyak bumi.

Memanfaatkan kemajuan teknologi, katanya, Arab Saudi membangun megaproyek Neom di kawasan khusus yang akan mendatangkan investasi dunia.

Sedangkan Jepang memiliki rencana umum pengembangan sains teknologi per lima tahun untuk memanfaatkan teknologi untuk menghadapi perubahan iklim, ketidakstabilan energi, pangan dan air dunia. Jepang berencana menggantikan manusia dengan robot dan memanfaatkan artificial inteligence.

"Tidak ada lagi waktu bagi anak bangsa untuk berpangku tangan, setiap elemen harus bergegas untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Termasuk menyerapnya dalam penyelenggaraan tata kelola birokrasi yang lebih modern dan maju sehingga negara dan pemerintah tidak tenggelam oleh distorsi perubahan waktu dan zaman," ucap Syafruddin.

E-Gov Summit
Terkait hal tersebut pemerintah akan melakukan percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik(SPBE) pada instansi pusat dan daerah untuk mewujudkan Indonesia 2045 yang maju dan modern. Tim koordinasi SPBE nasional saat ini sedang berjuang maksimal dalam percepatan penerapan SPBE di bidang pengganggaran berbasis kinerja, kepegawaian, kearsipan, pengaduan masyarakat dan infrastruktur TIK agar dapat diselesaikan dalam dua tahun mendatang. Sedangkan infrastruktur TIK akan selesai dalam kurun waktu tiga tahun.

Kementerian PANRB akan melaksanakan E-Gov Summit pada 28 Maret 2019 untuk mengetahui capaian kemajuan pelaksanaan SPBE pada instansi pusat dan daerah.

"Melalui E-Gov Summit merupakan sarana untuk melakukan perbaikan serta menjamin kualitas pelaksanaan SPBE agar dapat memadukan antara kebijakan, tata kelola dan layanan yang telah ada baik di instansi pusat maupun daerah," ungkap Syafruddin yang juga menjabat Ketua Tim Koordinasi SPBE Nasional.

Syafruddin juga mengatakan BPPT memiliki peran penting dalam manajemen SPBE, audit teknologi informasi dan komunikasi serta memastikan alih teknologi yang mendorong efektifitas, efisiensi, dan keberlanjutan SPBE.

Hal itu karena untuk membuat suatu perubahan dengan menerapkan SPBE membutuhkan kerja keras, komitmen kuat dan semangat pantang menyerah.

Hadir dalam acara Minister Lecture itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala BPPT Hammam Riza, dan juga Sekjen Kemenristekdikti.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019