Saat ini dunia telah memasuki era ekonomi digital, di mana model bisnis yang banyak dijalankan adalah berbasis teknologi informasi...
Bogor (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) gencar mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri agar segera memanfaatkan teknologi digital sehingga mampu berdaya saing global, yang sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Saat ini dunia telah memasuki era ekonomi digital, di mana model bisnis yang banyak dijalankan adalah berbasis teknologi informasi dan komunikasi,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto pada acara e-Smart IKM 2019 di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Untuk itu Direktorat Jenderal IKM dan Aneka (IKMA) Kemenperin menyelenggarakan e-Smart IKM dengan tema “IKM Go Digital” yang sebelumnya sukses diselenggarakan di Semarang (Jawa Tengah), kini dilanjutkan di Kota Bogor.

Acara tersebut dihadiri 1.000 orang peserta yang meliputi IKM dan masyarakat umum dari wilayah Jabodetabek, Cianjur, Sukabumi dan wilayah lainnya di Jawa Barat.

Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan 17 pelaku usaha dan teknologi seperti marketplace besar di Indonesia, logistik, perbankan, teknologi finansial dan teknologi informasi yang dikemas dalam konsep pameran, talkshow, dan workshop.

“Upaya pengembangan IKM melalui pemanfaatan teknologi digital ini untuk memacu IKM nasional berperan pada penerapan Revolusi Industri 4.0,” ungkap Airlangga.

Menperin meyakini penggunaan teknologi era Revolusi Industri 4.0 akan mampu mendongkrak produktivitas industri manufaktur secara efisien, termasuk sektor IKM. Bahkan, produk-produk yang dihasilkan bakal lebih kompetitif dan inovatif.

“Oleh karena itu, ke depannya, investasi bisnis akan cenderung mengarah kepada aktivitas usaha dengan platform yang kita kenal dengan istilah Industri 4.0,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut Airlangga, Indonesia mempunyai potensi seiring dengan semakin berkembangnya penggunaan internet dan membaiknya infrastruktur telekomunikasi.

Hal ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam mempermudah dan memperluas akses pasar bagi IKM nasional sekaligus memperbesar presentase produk Indonesia “unjuk gigi” di e-commerce.

Kemenperin mencatat hingga akhir 2018, Workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp 2,37 miliar.

Berdasarkan sektornya industri makanan dan minuman mendominasi hingga 31,87 persen dari total transaksi di e-Smart IKM, kemudian disusul sektor industri logam sebesar 29,10 persen, dan industri fesyen sebesar 25,87 persen.

Sampai saat ini program e-Smart IKM yang dilaksanakan hingga di 34 provinsi, telah melibatkan beberapa pihak, seperti BI, BNI, Google, iDeA serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten. Hingga akhir 2019, program tersebut ditargetkan bisa diikuti 10.000 peserta.

Baca juga: Riset : Konsumen hanya toleransi kenaikan ojek "online" di bawah Rp5000

Baca juga: Menpar: Teknologi kebencanaan perkuat daya saing pariwisata

 

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019