Kediri (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para juru kunci Gunung Kelud untuk bekerja sama dengan aparat pemerintah menyelamatkan rakyat yang berada di sekitar gunung tersebut. "Meski belum ketemu saat meninjau Gunung Merapi, saya sampaikan kepada Mbah Marijan (Juru Kunci Gunung Merapi) agar berdoa untuk menyelamatkan rakyat Yogyakarta waktu itu serta bekerja sama dengan pemerintah dan TNI/Polri. Hal yang sama juga saya sampaikan ke Mbah Ronggo (Juru Kunci Gunung kelud di Kediri) serta Mbah Eko dan Mbah Agung (juru kunci Gunung Kelud di Blitar) untuk melakukan hal yang sama." Kepala Negara mengemukakan hal itu seusai menerima paparan mengenai aktivitas Gunung Kelud dan penanganan para pengungsi di Lapangan Pluncing, Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Rabu malam. Di tempat tersebut, Presiden menerima pemaparan dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo, Bupati Blitar Harry Noegroho, Bupati Kediri Sutrisno, serta penjelasan mengenai aktivitas Gunung Kelud dari Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono. Menurut Presiden, para juru kunci Gunung Kelud memiliki pengalaman dan "penglihatan", sehingga diharapkan mau bekerja sama dengan para petugas untuk menyelamatkan rakyat. "Tidak perlu ada pertentangan karena tujuannya sama yakni menyelamatkan kita semua," katanya. Sebelum mendengarkan paparan dari Kepala PVMBG Surono, Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono sempat bertemu dengan Mbah Ronggo di lokasi pengungsian di Balai Desa Segaran, Kecamatan Wates. Dalam kesempatan ini, Presiden menginstruksikan jajaran pemerintah, termasuk unsur TNI dan Polri, supaya meneruskan langkah-langkah penanggulangan bencana apabila benar-benar terjadi bencana letusan Gunung Kelud. "Lakukan tugas sebaik-baiknya, ajak masyarakat dengan pendekatan yang baik. Daerah ini sangat berbahaya, sementara mengungsi dulu," katanya. Kepala Negara menyebut pengalaman yang pernah terjadi dengan meletusnya Gunung Kelud pada 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990 yang memakan korban jiwa sekitar 5.110 orang. Presiden berharap, jika Gunung Kelud meletus pada tahun ini, maka tidak sampai terjadi korban jiwa dan kalaupun ada diharapkan bisa ditekan sekecil mungkin. Karena itu, Presiden meminta pimpinan daerah agar memberi pelayanan terbaik bagi para pengungsi, seperti menyediakan tenda, air mandi, MCK, fasilitas kesehatan, dan sarana lainnya. Sedangkan kepada para pengungsi dan masyarakat pada umumnya, Presiden meminta agar tidak mempercayai desas-desus dan kabar mengenai kondisi Gunung Kelud yang membuat kacau dan panik masyakarat. "Percayalah pada penjelasan aparat pemerintah seperti pihak vulkanologi, bupati dan pejabat terkait lainnya. Jangan mengutip sumber-sumber yang tidak benar," tegasnya. Presiden juga kembali meminta para pengungsi agar bersabar selama berada di lokasi pengungsian dan pemerintah berjanji untuk memilih solusi yang akan membawa kebaikan bagi masyarakat. Sementara itu, menurut Bupati Blitar Harry Noegroho, jumlah warganya yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) I berjumlah 23.490 jiwa yang tersebar di Kecamatan Nglegok, Garum, dan Gandusari. Namun sampai sekarang yang mengungsi baru tercatat sekitar 350 orang. Sedangkan Bupati Kediri Sutrisno menyebutkan bahwa jumlah warganya yang tinggal di KRB I sekitar 38.000 jiwa yang tersebar di Kecamatan Ngancar, Puncu, Kepung, dan Plosoklaten. Pada siang hari, lanjut Sutrisno, jumlah pengungsi sekitar 5.620 orang, namun ketika malam hari diperkirakan mencapai lebih dari 7.000 orang. Kedua pemerintah daerah telah menyiapkan beberapa armada untuk mengangkut warga di KRB I ke tempat-tempat pengungsian yang telah ditentukan. (*)

Copyright © ANTARA 2007