Bandung (ANTARA) - Stapac Jakarta berhasil meraih kemenangan 79-68 atas Satria Muda Pertamina Jakarta dalam laga pertama final IBL2081-2019 di GOR BritAma Arena, Jakarta, Kamis (21/3) malam.

Selisih "cuma" 11 poin yang dikantongi Stapac tersebut, diakui sang pelatih Giedrius Zibenas sebagai dampak ditariknya penampil terbaik timnhya Savon Goodman sekira tiga menit terakhir pertandingan.

Namun praktis kemena wengan itu tetap menjadi modal penting bagi Stapac menyongsong laga kedua final di GOR C'Tra Arena, Bandung, Sabtu (23/3).

Berikut adalah empat hal yang patut disoroti dari kemenangan Stapac tersebut:

1. Kemenangan beruntun berlanjut

Jika ada cela dalam musim Stapac sejauh ini, itu terjadi hampir lima bulan silam ketika mereka membuka musim dengan kekalahan mengejutkan melawan Bogor Siliwangi di Semarang pada 1 Desember 2018.

Namun, sejak itu Stapac menyapu bersih kemenangan di 17 laga sisa musim reguler dan juga menang dua laga langsung ketika melewati hadangan Pacific Caesar Surabaya di babak semifinal.

Kemenangan atas Satria Muda di laga pertama final, membuat catatan kemenangan beruntun Stapac musim ini mencapai 20 pertandingan.

Dan bukan tidak mungkin mereka akan melanjutkannya menjadi 21 kemenangan beruntun di Bandung nanti.


2. Tak di kandang, tak masalah

Zibenas, dalam jumpa pers dua hari sebelum laga pertama final sempat mengatakan bahwa lawannya, Satria Muda, memiliki keuntungan tampil di kandangnya sendiri dalam rangkaian final.

Tentu saja Zibenas tidak cuma mempertimbangkan laga pertama final yang memang digelar di BritAma Arena, tetapi juga dua laga berikutnya yang bakal dilangsungkan di arena pilihan Stapac, C'Tra Arena, yang secara de facto bukanlah markas mereka.

Pun demikian, Stapac, sukses membuktikan mereka tak masalah jika harus tampil di kandang lawan dan penampilan Widyantaputra Teja dkk. berhasil membungkam publik tuan rumah dengan skor kemenangan yang cukup memungkinkan.

Sebagai catatan kemarin menjadi kali kedua Stapac mempecundangi Satria Muda di kandangnya sendiri, setelah pada Desember 2018 di Seri II Jakarta yang juga digelar di BritAma Arena mereka juga memetik kemenangan 66-63.


3. Bukan sekadar gelar asal semat

Kaleb Ramot Gemilang dinobatkan sebagai Pemain Terbaik (MVP) IBL 2018-2019 tepat sebelum final pertama.

Ia menjadi pemain Stapac keempat yang memperoleh gelar personal musim ini, setelah Agassi Goantara meraih gelar Debutan Terbaik, Widyantaputra Teja sebagai Pemain Paling Berkembang dan Abraham Damar Grahita disemati gelar Cadangan Paling Berpengaruh (Sixthman of The Year).

Kaleb memang cuma mengemas tiga poin, yang semuanya ia cetak dari kesempatan lemparan bebas, namun di luar lima rebound dan tiga assist yang tercatat di statistik, kontribusinya besar untuk mengawal pergerakan bola agar tidak memasuki paint area.

Demikian juga Abraham yang sukses mematikan jalur umpan dari Hardianus ke rekan-rekannya tiap dipercaya masuk melantai, sebagaimana Agassi membantu alur serangan Stapac berjalan cukup lancar.

Sedangkan Widy membukukan 11 poin, tiga assist dan dua steal. Keempatnya sukses membuktikan gelar-gelar personal mereka musim ini bukan sekadar asal semat.


4. Di ambang pemuas dahaga lima tahun

Hampir lima tahun lalu, tepatnya pada 10 Juni 2014 silam, Stapac yang kala itu masih mengusung nama Aspac, berhasil menjadi jawara Indonesia dalam kompetisi bola basket yang masih memakai nama Liga Bola Basket Nasional (NBL).

Menghadapi Satria Muda di GOR UNY Yogyakarta, Stapac sukses menang 83-67 untuk meraih gelar juara.

Namun, empat tahun berlalu tanpa Stapac pernah menginjakkan kaki lagi di partai final.

Kemenangan di BritAma Arena mengantarkan Stapac siap menyantap sajian pemuas dahaga yang hampir berusia lima tahun, tentunya jika tetap tampil prima di C'Tra Arena.

Baca juga: Youbel Sondakh: masih ada dua gim ke depan

Baca juga: Pelatih akui kemenangan Stapac terpangkas karena istirahatkan Goodman

Baca juga: Stapac berjaya di markas Satria Muda, reguk kemenangan final pertama

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019