Antara
Astana (ANTARA) - Polisi menahan puluhan pemrotes anti-pemerintah dalam pertemuan terbuka di dua kota besar utama Kazakhstan pada Jumat, beberapa hari setelah pengunduran diri mendadak pemimpin kawakan Nursultan Nazarbayev, kata koresponden Reuters.

Protes tersebut diselenggarakan oleh musuh Nazarbayev, bankir pembangkang dan politikus oposisi Muktar Ablyazov --yang telah menuduh politikus yang berusia 78 tahun tersebut "merencanakan penggantian dinasti" yang akan mengantar putrinya, Dariga, menggantikan dia.

Dariga Nazabayeva dipilih sebagai Ketua Majelis Tinggi Parlemen pada awal pekan ini, setelah ketua Senat sebelumnya, Kassym-Jomart Tokayev, diangkat sebagai Presiden sementara.

Negara Asia Tengah yang kaya akan minyak dan gas tersebut dijadwalkan menyelenggarakan pemilihan presiden tahun depan.

Puluhan pendukung Ablyazov, yang tinggal di Prancis, turun ke jalan Almaty, kota terbesar di Kazakhstan, dan Astana --Ibu Kota negeri itu yang dalam proses penggantian nama menjadi Nur-Sultan atas usul Tokayev.

Sebagian pemrotes membawa balon biru yang digunakan oleh kelompok tersebut sebagai lambang oposisi.

Tapi polisi, termasuk para perwira yang mengenakan pakaian lengkap anti-huru-hara, dengan cepat menahan semua pemrotes yang berteriak "Memalukan!" saat mereka dikumpulkan. Pertemuan terbuka tidak sah tanpa izin pemerintah di Kazakhstan.

Nazarbayev, yang mempertahankan posisi sebagai Ketua Dewan Keamanan, belum keluar dari kancah politik Kazakhstan meskipun ia mengundurkan diri dari jabatan presiden dan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon pada Kamis (21/3) bersama dengan Tokayev.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019