Kekhawatiran kecurangan Pemilu luar biasa dan itu sehat kalau dijadikan musuh bersama sehingga pasca 17 April orang takut berbuat curang
Lampung (ANTARA) - Anggota MPR RI Fraksi PKS Almuzzamil Yusuf mengatakan kecurangan pemilu harus dijadikan musuh bersama semua pihak, sehingga pelaksanaannya berjalan Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia (Luber) serta Jujur dan Adil (Jurdil).

"Kekhawatiran kecurangan Pemilu luar biasa dan itu sehat kalau dijadikan musuh bersama sehingga pasca 17 April orang takut berbuat curang," kata Almuzzamil di Lampung, Jumat malam.

Dia mengatakan di media sosial, gerakan untuk melawan kecurangan Pemilu sudah sangat massif dilakukan karena ada penyebabnya misalnya ada oknum aparat terlibat pemenangan salah satu pasangan calon.

Politisi PKS itu mengingatkan bahwa dalam UU Polri secara tegas menyebutkan bahwa anggotanya dilarang berpolitik praktis.

"Kalau TNI dan Polri bersatu maka Indonesia aman sehingga kalau mereka netral maka Indonesia terjaga," ujarnya.

Selain itu dia mengakui bahwa Pemilu 2019 terasa lebih "panas" dibandingkan pemilu sebelumnya sehingga diharapkan media sebagai pilar keempat demokrasi dapat berperan menenangkan suasana.

Almuzzamil menilai keberpihakan media terhadap salah satu kandidat di Pemilu Presiden (Pilpres) sangat terasa sekali sehingga harus dikembalikan fungsinya untuk mengedukasi masyarakat.

"Edutainment media harus dikembalikan lagi, buat kesepakatan bersama bahwa kita membuat gerakan menjaga Pemilu jurdil secara bersama," katanya.

Anggota MPR RI dari Fraksi PAN Alimin Abdullah berharap pers independen dalam Pemilu 2019 dan bersikap objektif, bukan malah bunuh diri dengan bersikap tidak netral.

Karena itu dia menilai perlu semangat baru agar kalangan media kembali ke jati dirinya sebagai pilar keempat demokrasi sehingga memberitakan secara objektif dan berimbang.

"Kami berharap pada pers karena era reformasi ingin membuat pers bebas dan kami yakin pers bisa menjalankan fungsinya dengan baik," ujarnya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019