"Kunjungan Presiden melihat langsung proses pembangunan rumah tahan gempa sangat penting dan berarti bagi kami serta para korban guna memacu menuntaskan pembangunan huntap bagi korban gempa bumi,"
Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), H Ahyar Abduh mengatakan, kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke korban gempa bumi di lingkungan Pengempel Indah, kota Mataram, memotivasi penerima bantuan mempercepat pembangunan huninan tetap (huntap) rumah tahan gempa.

"Kunjungan Presiden melihat langsung proses pembangunan rumah tahan gempa sangat penting dan berarti bagi kami serta para korban guna memacu menuntaskan pembangunan huntap bagi korban gempa bumi," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan wali kota di sela mendampingi Presiden RI Joko Widodo berserta rombongan memantau progres pembangunan rumah tahan gempa di lingkungan Pengempel Indah, kecamatan Sandubaya.

Wali Kota sangat bersyukur karena Presiden memberikan perhatian khusus kepada warga terdampak gempa bumi ,terutama di kota Mataram, dengan mengunjungi dan melihat langsung progres rekonstruksi rumah korban gempa.

Dikatakan, progres pembangunan rumah huntap korban gempa Mataram cukup bagus, sebab dari 1.584 rumah yang sudah tervalidasi rusak berat sudah 886 unit yang terbangun.

"Dalam waktu dekat, dari 886 unit rumah yang sudah terbangun itu sebagian sudah siap huni," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Perkotaan (Perkim) Kota Mataram,  HM Kemal Islam yang mendampingi wali kota menambahkan, untuk memotivasi masyarakat agar segera menyelesaikan pembangunan rumahnya, pemerintah kota(pemkot) Mataram memberikan bantuan cat.

"Saat ini sudah ada 86 kepala keluarga (KK) yang akan diberikan bantuan cat karena dapat menyelesaikan pembangunan rumah sebelum batas waktu maksimal yakni 12 April 2019," katanya.

Sebanyak 86 KK yang akan mendapat bantuan cat tersebut merupakan hasil verifikasi dari usulan warga sebanyak 140 unit, namun sebagian terpaksa dicoret karena setelah cek ke lapangan tidak memenuhi syarat karena tembok mereka masih dalam tahap plester kasar.

"Bantuan cat kami berikan kepada KK yang pembangunannya rumahnya rampung dan tembok sudah diplester putih halus," ujar Kemal.

Dikatakan, cat yang diberikan sebanyak tiga galon cat tembok isi lima Kg dan dua kaleng cat kayu beserta tinernya. "Jumlah pemberian cat tersebut kami sesuaikan dengan kebutuhan rumah tipe 36," katanya.

Selain memberikan cat, menurut Kemal, pemerintah juga memberikan kloset agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan (babs), dan nantinya limbah mereka akan terakomodasi melalui Ipal komunal.


 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019