antara
Aljier (ANTARA) - Ratusan pengacara Aljazair melakukan aksi unjuk rasa lagi pada Sabtu di ibu kota untuk menuntut pengunduran diri segera Presiden Abdelaziz Bouteflika yang telah berkuasa selama 20 tahun.

Mereka berkumpul di pusat Aljier, tempat konsentrasi protes-protes massal selama satu bulan, membawa slogan-slogan yang bertuliskan "Hargai keinginan rakyat" dan "Ya bagi peradilan bebas dari pejabat tinggi yang korup."

Orang-orang Aljazair pertama kali turun ke jalan-jalan sebulan lalu memprotes rencana Bouteflika untuk menduduki jabatan kelima.

Bouteflika, 82 tahun, yang sudah jarang muncul di depan publik sejak menderita stroke tahun 2013, tunduk kepada protes-protes pekan lalu dengan membalikkan rencana-rencana untuk mengikuti pemilihan agar terpilih kembali.

Tetapi dia tak ingin melepaskan jabatan sebagai kepala negara sampai konstitusi baru disahkan. Langkah tersebut membuat marah orang-orang Aljazair, dan banyak sekutu Bouteflika beralih melawannya.

Beberapa anggota Front Pembebasan Nasional (FLN) yang berkuasa, juga telah berpihak dengan para pengunjuk rasa.

Militer yang berpengaruah kuat telah memperhatikan protes-protes yang berlangsung selama ini.

Para jenderal telah campur tangan di masa lalu berkali-kali, termasuk membatalkan pemilihan yang kelompok Islam diperkirakan menang tahun 1992, memicu perang saudara yang menewaskan sekitar 200.000 orang.

Pada Jumat, ratusan ribu orang berunjuk rasa di seluruh wilayah negara Afrika Utara itu.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019