Beliau semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang memiliki integritas, loyalitas dalam menjunjung tinggi nilai universal dan pengabdiannya pada umat
Depok (ANTARA) - Ulama yang juga Pengasuh Pesantren Al-Hikam Depok KH. Yusron Ash-Shidqi mengemukakan bahwa sosok mantan Ketum PBNU almarhum KH Ahmad Hasyim Muzadi merupakan ulama yang pantas diteladani karena selalu melayani umat dengan sepenuh hati.

"Beliau semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang memiliki integritas, loyalitas dalam menjunjung tinggi nilai universal dan pengabdiannya pada umat," katanya di Pesantren Al-Hikam Depok, Jawa Barat, Senin.

Bahkan, lanjutnya kiprahnya di kancah nasional dan internasional adalah bagian dari mengabdi serta melayani umat.

Yusron mengatakan almarhum sering mengingatkan kepada semua pihak bahwa barang siapa yang tidak mengurusi umat, maka akan dililit masalahnya sendiri.

Meskipun dalam melayani umat mendapatkan kesulitan yang besar, dan tentunya lelah, kata dia, namun akan mendapat keberkahan.

Selain itu, kata dia, tentun selalu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menjauhkan dari perpecahan dan beredarnya hoax.

"Kalau kita selalu mengingat orang shalih akan mendapatkan berkah," katanya.

Sebelumnya pada Minggu (25/3) malam diadakan peringatan haul ke-2 mantan Ketum PBNU almarhum KH A Hasyim Muzadi di Pesantren Al-Hikam Depok yang dihadiri oleh para ulama dan tokoh masyarakat setempat.

Peringatan haul juga diisi dengan khataman Al Quran 30 juz dan diwarnai pengirimkan doa bagi almarhum dan meneladaninya perjuangannya semasa hidupnya

"Kita berharap dengan doa yang dibacakan juga mendatangkan keberkahan dan keselamatan bagi bangsa," katanya.

KH Hasyim Muzadi tutup usia Kamis pagi (16/3/17) pukul 06.15 WIB di Malang, Jawa Timur. Jenazah dimakamkan di Pesantren Al Hikam II, Kota Depok, Jawa Barat.

KH Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur, 8 Agustus 1944. Dia adalah salah satu tokoh dan intelektual Islam utama Indonesia yang pernah menjabat Ketua Umum PBNU dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam I di Malang ini sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor dari 1956 sampai dengan 1962.

Hasyim Muzadi muda, dalam laman Wikipedia disebutkan menempuh jalur pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada 1950, dan menuntaskan pendidikan tinggi pada Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada 1969.

Pada 1992 dia terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang tujuh tahun kemudian menjadi Ketua PBNU pada 1999.

Suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada 1986 ketika masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan.

Kyai Hasyim pernah menjadi pendamping Megawati Soekarnoputri pada Pemilihan Presiden 2004, namun kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada putaran kedua Pemilu itu.

Baca juga: Peringatan 100 hari KH Hasyim diisi tadarusan

Baca juga: Kader muda NU diminta teruskan semangat Hasyim

Baca juga: Kyai Hasyim wafat, Indonesia kehilangan ulama besar nan pemersatu

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019