Kami periksa warga yang batuk berdahak, sering bersin karena penyebaran TBC dapat mencapai jarak tersebut,
Tangerang (ANTARA) - Aparat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan penyisiran terhadap penyakit tuberculosis (TBC) pada radius 20 meter dari rumah penderita.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi di Tangerang, Senin, mengatakan petugas Puskesmas mendatangi rumah penduduk yang terkena TBC.

"Kami periksa warga yang batuk berdahak, sering bersin karena penyebaran TBC dapat mencapai jarak tersebut," Tambahnya.

Ia menerangkan bila seseorang dinyatakan positif TBC, maka petugas langsung melakukan pemantauan pada warga sekitar, ini tujuannya mengantisipasi penyebaran.

Masalah itu terkait, pihaknya menargetkan mengentaskan sebanyak 9.000 penderita TBC baru sesuai program kerja selama 2019.

Untuk itu perlu melibatkan petugas rumah sakit dan Puskesmas setempat serta menggandeng aparat desa maupun pihak berkepentingan lainnya untuk mengentaskan pengidap tersebut.

Namun pada 2018 berhasil mengobati sekitar 7.000 penderita TBC yang tersebar pada 29 kecamatan.

Program tersebut adalah mengobati penyakit tersebut hingga sembuh ini membantu penderita karena tidak dipunggut biaya alias gratis ketika diberikan obat.

Program itu sejalan dengan Kementerian Kesehatan bahwa TBC dapat disembuhkan dengan cara meminum obat berturut-turut selama enam bulan.

Sedangkan gejala TBC ada pada kuman mikro bakteri tuberculosis akan menularkan secara droplep (pertikel air kecil seperti hujan rintik) atau melalui kontak cairan lendir.

Seperti bersin, batuk dan meludah, maka bakteri itu akan mudah kepada orang sekitar kita yang daya tahannya lemah.

Menurut dia, pengentasan penyakit tersebut berdasarkan perhitungan rasio jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang yaitu 243 per 100.000 penduduk.

Warga Kabupaten Tangerang sekitar 3,5 juta jiwa tersebar pada 29 kecamatan, 246 desa dan 28 kelurahan.

Penyebaran penyakit itu tidak tergantung pada musim tertentu tapi tergantung pada lingkungan, makin padat dan kumuh maka penyebaran lebih cepat.

Penyakit tersebut akan bertahan dari batuk, sesak nafas, nyeri dada, berat badan berkurang hingga batuk darah dan kematian.




 

Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019