Malang (ANTARA) - Pertarungan antara petinju Indonesia Tibo Monabesa dengan petinju Thailand Witawas Basapean bakal menyemarakkan rangkaian HUT ke-105 Kota Malang bersamaan dengan HUT ke-58 Kostrad dan HUT ke-70 Bek Ang AD.

Gelaran tinju yang mempertemukan petinju Tanah Air dengan petinju Thailand tersebut, dikemas dalam Malang Super Fight (MSF) XXVI yang akan dilangsungkan pada 29 Maret 2019 di kawasan bundaran Tugu kota pendidikan tersebut.

"Gelaran MSF kali ini diharapkan mampu membangkitkan kembali Malang sebagai kota yang banyak melahirkan petinju nasional dan internasional. Petinju-petinju yang dilahirkan sasana tinju di Malang, seperti Nurhuda, Monod, Juari, Thomas Americo, Little Pono, Joko Arter, Solikin, serta Wongso Suseno dan Wongso Indrajid,” kata Ketua Komisi tinju Profesional Indonesia (KTPI) Malang raya Ade Herawanto di Malang, Selasa.

Selain Tibo Monabesa melawan Witawas Basapean, ada pertandingan lain yang mempertemukan Ivor Lastrella asal Filipina versus jagoan Indonesia, Defry Palulu di kelas amatir dan nasional.

Lebih lanjut, Ade yang juga pembina Pertina Jatim itu mengatakan sasana tinju yang mampu melahirkan petinju profesional tingkat nasional dan internasional itu, di antaranya Gajayana Boxing Camp, Abudhory Gym, Satria Yuda BC dan Alamanda BC hingga yang terbaru dua juara dunia kebanggaan arek Malang, yakni Rivo Rengkung dan Hero Tito dari d'Kross Boxing Camp.

Menurut dia, tontonan kelas dunia ini berkonsep sportainment dan gratis. Sebagai hiburan, gelaran MSF ke-26 akan dimeriahkan performance DJ Regina Rumopa yang akan berkolaborasi dengan drum percussion dari komunitas Malang Drummer Club.

Selain itu, atraksi magis dari pesilat-pesilat tradisional yang tergabung dalam perguruan silat SHT, Merpati Putih dan penampilan khas silat Cimande Malang binaan Ade Herawanto.

Semarak acara itu juga ditandai dengan defile dan display statis alutsista kendaraan tempur jenis Tank Anoa, MPV dan lainnya dari Divif 2 Kostrad yang kebetulan juga sedang merayakan hari jadi ke-58.

Sebelumnya, Wali Kota Malang Sutiaji mengapresiasi gelaran MSF ke-26. "Ini (kejuaraan) sangat baik dan harus digelar rutin serta menjadi agenda tetap dalam tiap rangkaian HUT Kota Malang," ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, Kota Malang sudah dikenal sebagai barometer tinju nasional. Oleh karena itu, imej tersebut tidak boleh hanya sekadar label, tapi memang benar -benar mampu melahirkan petinju-petinju berprestasi di tingkat nasional, Asia Pasifik hingga dunia.

Promotor Armintan Tagore memastikan duel internasional nanti bakal berlangsung seru karena calon lawan petinju Tanah Air tersebut, baik dari Thailand maupun Filipina memiliki gaya bertarung yang khas.

"Menyimak laga-laga sebelumnya dari calon lawan maupun gaya bertinju para petinju dari Thailand dan Filipina, seperti Manny Pacquaio maupun Kaosoi Galaxy di era Elyas Pical, yang tampil garang, dipastikan laga akan seru dan menarik," ungkap Armin.

Armintan yang mantan petarung MMA ini menambahkan, laga tersebut menjadi kesempatan emas petinju Indonesia untuk merebut sabuk juara WBC Internasional dan WBC Asia.

Sementara itu, Co Promotor David Steven menambahkan even tersebut juga dapat menjadi ajang mencari bibit-bibit petinju potensial. Di kelas amatir, akan menjadi ajang pembuktian para petinju muda andalan Kota Malang.

Mereka yang saat ini menghuni Pelatcab persiapan Porprov Jatim 2019 di Tuban, pada Juli nanti akan menghadapi para petinju dari berbagai daerah seperti Blitar, Sidoarjo, Kediri hingga Probolinggo.

"Ini sekaligus untuk mengukur sejauh mana persiapan para petinju sebelum terjun di Porprov mendatang," ujar Pembina Pertina Jatim, Kolonel (Mar) Suliono.

Selain itu, petinju penghuni pelatnas dari Kota Malang, Daniel Mofu, juga akan tampil dalam MSF ke-26 ini. Daniel merupakan satu-satunya petinju Jatim yang meraih medali emas dalam Kejurnas di Lampung pada akhir tahun lalu.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019