Keyakinan agak volatil selama beberapa bulan terakhir, karena konsumen harus menghadapi volatilitas di pasar keuangan...
New York (ANTARA) - Saham-saham pada Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) diikuti dengan naiknya saham perusahaan cepat saji McDonald's, di tengah inversi kurva imbal hasil yang mulai mendatar, mengimbangi beberapa pesimisme tentang pertumbuhan ekonomi, .

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 140,90 poin atau 0,55 persen, menjadi ditutup di 25.657,73 poin. Indeks S&P 500 naik 20,10 poin atau 0,72 persen, menjadi berakhir di 2.818,46 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 53,98 poin atau 0,71 persen, menjadi 7.691,52 poin.

Saham McDonald's naik 0,95 persen, setelah raksasa makanan cepat saji itu mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Dynamic Yield, penyedia alat optimasi konversi otomatis untuk pemasar dan pengecer AS, dalam upaya untuk meningkatkan pendorongnya melalui tampilan menu dan pemesanan secara daring.

Namun saham IHS Markit turun hampir 1,97 persen, setelah penyedia informasi global yang berbasis di London itu melaporkan pendapatan yang lebih lemah dari yang diperkirakan pada kuartal pertama.

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi pada penutupan Selasa (26/3), dengan sektor energi naik 1,45 persen, memimpin para peraih keuntungan.

Untuk sebagian besar sesi perdagangan pada Selasa (26/3), imbal hasil obligasi negara AS 10-tahun telah naik, melepaskan diri dari posisi terendah 15-bulan sebelumnya, sementara imbal hasil surat utang negara AS 3-bulan telah mundur, yang menyebabkan kurva imbal hasil sedikit terbalik, yang analis dipandang positif bagi pasar.

Kurva imbal hasil terbalik terjadi ketika suku bunga jangka pendek melampaui imbal hasil jangka panjang mereka, yang secara luas dianggap sebagai pertanda resesi dalam waktu dekat.

Di sisi ekonomi, kepercayaan konsumen AS turun tajam pada Maret, memicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan, karena pengeluaran konsumen menyumbang sekitar dua pertiga dari keseluruhan ekonomi AS.

Indeks Kepercayaan Konsumen menukik ke posisi 124,1 dari 131,4 pada Februari, The Conference Board mengatakan dalam Survei Keyakinan Konsumen bulanan pada Selasa (26/3).

"Keyakinan agak volatil selama beberapa bulan terakhir, karena konsumen harus menghadapi volatilitas di pasar keuangan, penutupan sebagian pemerintahan dan laporan pekerjaan Februari yang sangat lemah," kata Lynn Franco, direktur senior indikator-indikator ekonomi di sebuah lembaga yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Xinhua.

Baca juga: IHSG ditutup menguat seiring naiknya bursa Asia dan aksi beli saham

Baca juga: Dolar menguat di tengah penurunan euro dan yen Jepang

Baca juga: Harga emas turun seiring penguatan dolar dan kenaikan saham

Baca juga: Harga minyak naik sekitar dua persen akibat pengetatan pasokan

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019