Ambon (ANTARA) -  PT Pertamina (persero) merealisasikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di Desa Kolamar, Kecamatan Aru Utara, Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.

Peresmian SPBU Kompak di Desa Kolamar,  Aru Utara ditandai dengan penandatangan prasasti dan pengguntingan pita oleh kepala Balitbang kementerian ESDM bersama Bupati Kepulauan Aru johan Gonga, anggota komisi VII DPR RI Dapil Maluku Mercy Barends dan Sales executive PT Pertamina Ambon, Galih Pradito di Aru Utara, Rabu.

"Program BBM satu harga di Desa Kolamar, Kecamatan Aru Utara merupakan titik ke lima di Provinsi Maluku, yang telah dioperasionalkan sejak 29 September 2018 dan baru diresmikan hari ini, kata Sales executive Retail Pertamina wilayah Ambon, Galih Pradito.

Sampai Maret 2019 Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII telah merealisasikan 40 titik di wilayah Maluku dan Papua dan ditargetkan 12 titik akan dioperasikan pada 2019.

Di Provinsi Maluku telah dioperasikan lima lembaga penyalur, yakni di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kecamatan Pulau Aru Kepulauan Aru, Desa Batu Putih, Kec Wermaktian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Kecamatan Air Buaya, Kabupaten Buru, dan Kecamatan Aru Utara Kepulauan Aru.

"Dengan peresmian SPBU Kompak di Kepulauan Aru diharapkan nelayan dan masyarakat dapat meniikmati harga BBM yang sama dengan di Pulau Jawa, yakni Rp6.450 per liter untuk premium, dan solar Rp5.150 per liter," katanya.

Kapasitas SPBU ini untuk jenis Premium satu unit tangki 15 KL, Solar dua tangki (satu tangki kapasitas 5,8 KL dan satu tangki kapasitas 5,2 KL, dan Drum besi 50 buah (kapasitas 200 liter/drum). Ttitik supply BBM berasal dari TBBM Dobo yang berjarak 78 km yang diangkut menggunakan kapal nelayan.

Sebelum operasional BBM Satu Harga di kecamatan Aru Utara, masyarakat memperoleh BBM untuk transportasi dan kebutuhan nelayan dari lembaga penyalur terdekat yakni sejauh sekitar  80 kilometer dengan harga Premium Rp10 ribu liter dan Solar Rp10 ribu - 15 ribu per liter di wilayah ini.

Sementara itu kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyatakan, secara nasional peresmian SPBU Kompak di Aru Utara merupakan yang ke-125.

"Peresmian SPBU kompak diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat Aru, yang mana wilayah ini diapit laut, sehingga BBM secara langsung menjadi kebutuhan," ujarnya.

Ia menambahkan, usulan bupati untuk menambah titik SPBU Kompak di Aru menjadi masukan bagi pemerintah.

"Prinsipnya pemerintah sekuat mungkin menyiapkan kebutuhan dasar baik energi, listrik maupun air ke masyarakat tanpa pandang buluh, " kata Dadan.

Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga menambahkan, Kepulauan Aru merupakan daerah wilayah 3T ( tertinggal, terdepan dan terluar) yang membutuhkan perhatian pemerintah, mengingat selama ini tidak ada SPBU di kecamatan.

"Untuk mendapatkan BBM masyarakat harus ke Kota Dobo yang jaraknya cukup jauh, hal ini menjadi pemicu tingginya inflasi dan kesenjangan antarakabupaten dan kota," ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya berharap, setelah peresmian SBPU kompak program BBM satu harga, ditunjang juga dengan kuota BMM, sehingga bahan bakar bisa disalurkan ke masyarakat,

"Kita minta jangan hanya satu titik SPBU di kecamatan, tapi kalau bisa ada tambahan satu atau dua SPBU di Kecamatan Aru Tengah Selatan dan Timur, sehingga penyalurannya merata ke seluruh masyarakat," katanya.
 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019