... segera menyerahkan dirilah, daripada sia-sia nanti hidupnya...
Sigi (ANTARA) - Aparat gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Tinombala terus memburu para pelaku yang tercatat dalam daftar pencarian orang (DPO) aksi terorisme di Kabupaten Poso dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, dan berharap operasi ini segera menuntaskan tugasnya.

"Targetnya kita bisa ditiadakanlah (DPO), yang masih ada khan sembilan orang lagi. Berbagai cara persuasif dan juga represif sudah kita upayakan," kata Pangdam XIII/Merdeka, Mayor Jenderal TNI Tiopan Aritonang, kepada wartawan usai menutup kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-104, di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Rabu.

Aritonang berharap persoalan DPO kelompok sipil bersenjata yang melakukan aksi-aksi teror bersenjata di Kabupaten Poso bisa cepat tuntas agar pembangunan daerah itu bisa berjalan lebih cepat lagi.

"Harapan kita sudah tidak adalah seperti itu lagi. Harapan kita sama-sama ingin membangun daerah ini," katanya.

Kepada masyarakat, dia meminta bekerja sama dengan aparat keamanan TNI-Polri dengan memberi informasi apapun terkait dengan keberadaan kelompok sipil bersejata ini.

"Kemudian jangan mudah terpengaruh dengan informasi dari luar. Karena yang dari luar itu tidak mengerti tentang daerah kita," katanya.

Jenderal berbintang dua ini meminta para DPO sebaiknya menyerahkan diri. "Seperti yang sudah disampaikan bapak Kapolda, segera menyerahkan dirilah, daripada sia-sia nanti hidupnya," tegasnya.

Sampai saat ini, kata dia, aparat gabungan TNI-Polri terus melakukan operasi dan pengejaran terhadap sejumlah DPO terduga teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), pimpinan Ali Kalora.

"Kita bekerja sama dengan Polda Sulawesi Tengah, jadi dalam operasi itu kita membantu pihak kepolisian,” tandasnya.

Salam sebulan terakhir, operasi Tinombala Poso berhasil menangkap hidup satu orang DPO dan menembak mati empat orang lainnya dalam insiden bakuy tembak di kawasan hutan di sekitar daerah perbatasan Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong. 

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019