Nusa Dua (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan berharap bisa mengirim sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan kompetensi dalam penanggulangan polusi laut melalui kerja sama pertama The Inaugural Marine Pollution Committee (MPC) dengan Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA).

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub Ahmad yang juga sebagai Kepala Delegasi Indonesia di MPC, Nusa Dua, Rabu, mengatakan selain membahas terkait prosedur penanggulangan limbah laut, pertemuan tersebut juga diharapkan dapat membuka peluang untuk meningkatkan kemampuan SDM terkait hal tersebut.

“Misalnya dengan program pertukaran serta kunjungan pegawai, melakukan pelatihan bersama penanggulangan pencemaran, serta berbagi hasil pengembangan dan riset terkini terkait teknik, metode, serta peralatan penanggulangan pencemaran di laut terutama yang diakibatkan tumpahan minyak,” katanya.

Pada pertemuan pertama ini, lanjut Ahmad, Indonesia mengajukan beberapa program kerjasama baru untuk diselenggarakan di bawah kerangka Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP) Marine Environment Cooperation Program atau Program Kerjasama Perlindungan Lingkungan Laut ITSAP, baik dalam bentuk proyek bersama, pelatihan maupun asistensi.

"Ada beberapa yang kita tawarkan, yang paling penting masalah pertukaran personel kita dengan Australia untuk training penanganan masalah pencemaran, berikutnya adalah pelatihan bersama menguntungkan kedua belah pihak dan di perbatasan untuk menanggulangi pencemaran. Studi hadil riset, akan bisa manfaatkan secara bersama," katanya.

Tahun ini, lanjut dia, Indonesia akan mengajukan penyelenggaraan program kerjasama berupa beberapa Pelatihan dan Asistensi, antara lain yaitu Pelatihan Sistem Pengolahan Air Balas (Training Course of Inspection for Ballast Water Treatment System), Pelatihan Kering atas Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut (Table Top Exercise for Oil Pollution Response and Preparadness), Pelatihan Inspeksi Sistem Pembersihan Gas Buang (Training Course for Exhaust Gas Cleaning Systems Inspection), Pelatihan Survey Baseline Biologis Pelabuhan (Training Course for Port Biological Baseline Surveys), serta Asistensi dalam Melaksanakan Survey Baseline Biologis Pelabuhan (Assistance in Conducting Port Biological Baseline Survey.

Dia berharap implementasi dari pertemuan tersebut bisa langsung dilaksanakan tahun ini juga.

“Kita berharap di 2019 ini sudah ada tindak lanjut, dan di 2020 juga ada pertemuan di Australia, tiap tahunnya ini dievaluasi,” katanya.

Ahmad menyebutkan pengiriman personel akan dilakukan bertahap sesuai dengan hasil pertemuan tersebut dan akan dilakukan transfer teknologi dan pengetahuan antarkedua negara.

Indonesia dan Australia juga akan berbagi informasi mengenai kondisi terkini kemampuan masing-masing negara dalam menanggulangi pencemaran laut terutama yang diakibatkan oleh tumpahan minyak di laut serta rencana ke depan, kesiapsiagaan, serta terkait tanggung jawab dan kompensasinya.

Selain itu, Indonesia dan Australia juga akan menjelaskan tentang perencanaan tanggap darurat nasional serta kebijakan dan prosedur penanggulangan pencemaran di laut di masing-masing negara.

Baca juga: Indonesia-Australia bahas prosedur penanggulangan pencemaran di laut
Baca juga: Kemenhub-AMSA gelar pertemuan di Bali


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019