Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Didin Hafidhuddin mengatakan tokoh agama yang tidak terpuji akan memicu terjadinya sekularisme yang memisahkan agama dari tata negara.

"Eropa kenapa sekular? Itu berawal dari ketidakpercayaan masyarakatnya pada tokoh agama dan institusi agama," kata Didin di Gedung MUI, Jakarta, Rabu.

Maka dari itu, dia mendorong agar para politisi terutama dari kalangan agama untuk tidak menghalalkan segala cara dalam politik.

Karena jika itu berlanjut, citra tokoh agama akan semakin tercoreng yang menyebabkan kepercayaan publik menurun dan berujung pada adanya desakan sekularisasi.

Didin mengatakan salah satu cara agar tidak banyak terjadi tindakan menghalalkan segala cara dalam politik adalah mendorong terwujudnya Pemilu yang damai, berkualitas dan beradab.

"Kita tidak boleh berhenti dalam mengupayakan Pemilu damai, berkualitas dan beradab. Politik lapangan yang sekarang melahirkan hal yang tidak kita duga menghalalkan segala cara. Korupsi merajalela," kata dia.

Dalam kontestasi politik, Didin juga mengingatkan bahwa Pemilu adalah salah satu upaya menciptakan demokrasi yang berkualitas. Untuk itu, beda pilihan itu merupakan hal yang wajar dan jangan sampai memutus silaturahim antarsesama warga.

"Pilihan berbeda, kemudian tidak mau silaturahim itu persoalan serius," kata dia.


Baca juga: Wantim MUI bahas pemilu damai
Baca juga: MUI tegaskan tidak pernah keluarkan fatwa golput haram


 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019