Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta melakukan penyemprotan disinfektan terhadap tumpukan sampah yang mulai menggunung dan meluber di seluruh depo dan tempat pembuangan sampah sementara sebagai antisipasi penyebaran penyakit.

“Sejak hari ini, kami melakukan penyemprotran disinfektan ke tumpukan sampah di depo dan tempat pembuangan sampah sementara. Selain untuk mengantisipasi penyebaran bakteri dan penyakit, harapannya lalat dan bau bisa diminimalkan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, tumpukan sampah yang sudah meluber di seluruh depo dan tempat pembuangan sampah sementara, bahkan di lebih dari 40 truk sampah milik DLH Kota Yogyakarta terjadi akibat ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sejak empat hari terakhir.

Sampah yang sudah menumpuk selama empat hari tersebut, lanjut Suyana, sudah mulai terurai dan menimbulkan bau yang tidak sedap, sehingga perlu dilakukan upaya agar bau yang dihasilkan bisa dikurangi karena bau akan menarik lalat untuk datang.

Hingga saat ini, Kota Yogyakarta mengandalkan TPA Piyungan sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Rata-rata volume sampah yang dibuang mencapai sekitar 250 ton per hari.

“Jika TPA tutup selama empat hari, maka diperkirakan tumpukan sampah bisa mencapai 1.000 ton,” kata Suyana.

Ia menambahkan, seluruh depo dan tempat pembuangan sampah sementara biasanya langsung kosong saat sampah sudah dibuang ke TPA Piyungan.

“Kami mendapat informasi, TPA akan dibuka kembali pada Jumat (29/3). Mudah-mudahan benar-benar terealisasi,” katanya.

Suyana memperkirakan, DLH Kota Yogyakarta membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk membuang seluruh tumpukan sampah di truk, depo dan tempat pembuangan sampah sementara ke TPA Piyungan.

“Kondisi depo dan tempat pembuangan sampah sementara baru bisa normal dalam 10 hari karena untuk membuang sampah ke TPA pasti mengantre giliran,” katanya.

DLH Kota Yogyakarta akan membuang sampah yang sudah menumpuk di truk terlebih dulu, baru kemudian melakukan pembersihan depo dan tempat pembuangan sampah sementara.

Berdasarkan catatan DLH Kota Yogyakarta penutupan TPA Piyungan sudah terjadi sebanyak tiga kali sejak 2018 yaitu pada 17 Agustus 2018, 25 Desember 2018 dan Maret tahun ini.

“Periodisasi penutupan TPA Piyungan menjadi semakin singkat. Hal ini harus menjadi ‘warning’ bagi masyarakat untuk berubah dengan mengolah dan memilah sampah sejak dari rumah tangga. Tidak semua sampah harus dibuang ke TPA, tetapi ada beberapa sampah yang bisa didaur ulang,” katanya.

Sampah anorganik seperti plastik dan botol bisa dimanfaatkan sebagai “ecobrick” atau disetor ke bank sampah, sedangkan sampah organik dapat dikelola dengan biopori, komposter, atau keranjang takakura menjadi kompos.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019