Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan stabilitas ekonomi Indonesia pada  2019 tetap terjaga dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5-5,4 persen.

"Perkiraan tumbuhan ekonomi ini didukung oleh permintaan domestik. Di sisi lain inflasi terkendali di kisaran 3,5+/-1 persen," kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Sahminan pada Forum Diskusi Akademisi dengan tema "Perkembangan Terkini Ekonomi Indonesia dan Tantangan Ke Depan" di Kampus UNS Surakarta, Rabu.

Untuk merealisasikan target tersebut, keputusan Rapat Dewan Gubernur BI pada 20-21 Maret lalu menyatakan BI 7-day reverse repo rate tetap di level 6 persen, bunga deposit facility tetap di angka 5,25 persen, dan suku bunga lending facility tetap di level 6,75 persen.

Di sisi lain, dikatakannya, yang menjadi fokus kebijakan tersebut adalah BI konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dengan batas aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Selain itu, dikatakannya, koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait juga terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi.

"Khususnya dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan. Selain itu juga dalam mendorong permintaan domestik dan menjaga stabilitas eksternal dengan mendorong ekspor, pariwisata, dan aliran modal asing," katanya.

Ia mengatakan dari sisi domestik, jika dibandingkan dengan negara lain, perkiraan pertumbuhan ekonomi 5 persen sudah cukup baik.

"Pada dasarnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, BI berupaya memastikan kondisi likuiditas tetap terjamin, memastikan pasar keuangan terus berjalan," katanya.

Sementara itu, Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi Kantor BI Surakarta Bakti Artanta mengatakan kegiatan tersebut merupakan inisiasi kantor pusat untuk meredakan tekanan.

"Untuk memastikan kepada masyarakat kondisi perekonomian Indonesia yang sebenarnya, dengan demikian ada optimisme ke depannya," katanya.

Ia mengatakan permasalahan perekonomian bukan lagi skala makro atau mikro tetapi yang terpenting adalah sinergi.

"Dengan melibatkan instansi terkait maka akan ada kesinambungan yang baik untuk perekonomian dalam negeri," katanya.

Baca juga: Pemerintah, BI, OJK dan LPS perkuat koordinasi untuk jaga stabilitas
Baca juga: BI: kenaikan bunga pilihan tepat untuk stabilisasi ekonomi

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019