Yogyakarta (ANTARA) - Calon Wakil Presiden 01 KH Ma'ruf Amin mengajak para pengurus dan kader Nahdlatul Ulama (NU) di seluruh Indonesia untuk menguatkan dan memperkokoh gerakan NU ke depan.

"NU saat ini sudah berusia 96 tahun, menjelang akhir abad pertama. NU akan menghadapi awal abad kedua," kata KH Ma'ruf Amin ketika bersilaturahmi dengan Pengurus Cabang NU se-Dulangmas (Kedu, Magelang, Banyumas), di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu.

Menurut KH Ma'ruf Amin, pada awal abad kedua, NU harus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Karena itu, pada akhir abad pertama ini, harus dilakukan penguatan, baik soal akidah maupun paradigma para kader NU.

Menurut Kiai Ma'ruf, saat ini sudah banyak kader NU yang cara berpikirnya mulai menyimpang. "Masyarakat NU menggunakan tafsir al-Jalalain, tapi ada juga yang menggunakan tafsir jalan lain, sehingga terjadi ketimpangan," katanya pula.

Mustasyar PBNU ini mengingatkan, perubahan NU ke arah yang lebih baik, yang perlu ditingkatkan adalah gerakannya. "Peningkatan gerakan tersebut, bagaimana menjaga NU dari pengaruh akidah dan paradigma yang menyimpang," katanya lagi.

Namun NU yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 96 tahun lalu, saat ini sudah menjadi organisasi keagamaan Islam yang besar, bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia internasional.

Kiai Ma'ruf juga mengingatkan para pengurus PCNU se-Dulangmas bahwa Indonesia akan menyelenggarakan pemilu, yakni pemilu legislatif dan pemilu presidem, pada 17 April mendatang.

Menurut dia, NU memiliki tugas untuk memenangkan pasangan capres-cawapres 01 pada Pemilu Presiden 2019. "Karena NU sudah berjanji dengan Capres petahana Pak Jokowi jika memilih wakilnya dari NU, maka akan mendukung penuh," katanya pula.

Kiai Ma'ruf menjelaskan, Jokowi sebagai calon presiden petahana bisa saja memilih wakilnya dari latar belakang lain, seperti militer, politisi, pengusaha atau profesional. Namun Jokowi, kata dia lagi, memilih wakilnya dari NU. "Karena telah berjanji, jika Pak Jokowi memilih wakil dari NU, maka NU akan mendukung secara penuh," katanya menegaskan pula.





 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019