Sampang (ANTARA) - Sebagian  produksi garam pada musim panen 2018 di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, belum terserap oleh perusahaan garam di wilayah itu.

"Ada sebanyak 90 ton garam yang  belum terserap, dan tidak terbeli oleh perusahaan garam," kata Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Budi Daya Dinas Perikanan Kabupaten Sampang Moh Mahfud di Sampang, Kamis.

Data Dinas Perikanan Pemiab Sampang menunjukkan, selama musim panen 2018, produksi garam di Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota "Bahari" itu mencapai 346 ton garam mulai kualitas 1 hingga 4.

Dari jumlah produksi para petambak garam itu, yang terserap oleh perusahaan hanya 256 ton.

Mahfud menuturkan, serapan garam milik para petembak garam itu oleh tiga perusahaan, yakni PT Garam, PT Garindo dan PT Budiono.

"Alasan yang disampaikan pihak perusahaan, karena persediaan garam di masing-masing perusahaan masih masih melimpah," kata Mahfud.

Alasan mereka, sambung dia,  wajar mengingat ketiga perusahaan tersebut tidak hanya membeli garam  produksi para petambak garam di Kabupaten Sampang saja, akan tetapi juga hasil produksi garam dari petambak lain di tiga kabupaten di Madura, yakni Pamekasan, Sumenep, dan Kabupaten Bangkalan.

Petambak garam di wilayah ini mengakui,  produksi garam 2018 memang banyak yang belum terserap.

Salah satunya, seperti yang disampaikan pengurus paguyuban petambak garam Sampang Moh Yanto.

Bahkan, Yanto menyatakan, garam produksi petambak di kabupaten itu yang belum terserap bukan hanya 90 ton, melainkan mencapai sekitar 100 ton lebih.

Data ini berbeda dengan data yang dimiliki Pemkab Sampang, karena pola pendataan dilakukan hanya melalui kelompok usaha garam. Sedangkan di Kabupaten Sampang ada petambak yang melakukan olah produksi garam secara mandiri.

"Kami berharap pemkab bisa memberikan perhatian terkait hal ini. Dalam arti bisa membantu mengusahakan agar produksi garam kami bisa terserap," ucap Yanto.

Yanto dan petambak garam lainnya di Kabupaten Sampang, Madura, mengaku heran karena kabar yang terendus selama ini Indonesia kekurangan garam, sehingga harus melakukan impor.

"Tapi fakta yang terjadi dan kami alami, justru garam  produksi petambak garam saat ini tidak laku dengan dalih stok garam melimpah," katanya.

Terkait keluhan petambak garam ini, Kabid Perikanan dan Budi Daya Dinas Perikanan Pemkab Sampang Moh Mahfud menyatakan, akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak perusahaan garam, ternasuk PT Garam sebagai BUMN yang ditugaskan khusus oleh negara untuk mengelola bisnis garam rakyat.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019