Biak (ANTARA) - Markas komando Pangkalan Udara Manuhua Kabupaten Biak Numfor, Papua menyiapkan angkutan udara pesawat Hercules dalam rangka memperlancar penyaluran bantuan kemanusiaan untuk korban banjir bandang Sentani, Kabupaten Jayapura.

"Sudah ada tujuh kali penerbangan distribusi logistik bantuan korban banjir bandang Sentani yang dikirim dari posko bantuan Lanud Manuhua Biak Komandan Pangkalan Udara," ungkap Komandan Pangkalan Udara Manuhua Biak Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto menjawab Antara Biak di sela-sela penjemputan Pangkoopsau III Marsma Andyawan Martono P di base ops STAB, Biak, Jumat.

Ia mengakui sampai saat ini barang bantuan kemanusiaan korban banjir bandang di Sentani masih terkumpul di posko distribusi bantuan Lanud Manuhua.

Marsma Fajar mengatakan kebutuhan paling mendesak diminta para korban banjir, diantaranya berupa pakaian layak pakai serta berbagai jenis bahan makanan dan minuman.

Selama barang kebutuhan bantuan dari warga Biak masih diberikan oleh berbagai komunitas masyarakat Biak Numfor, menurut Marsma Fajar, jajaran Lanud Manuhua Biak siap untuk membantu pendistribusiannya dengan segera.

"Pemberian barang makanan dan pakaian yang telah dikumpulkan untuk korban banjir bandang Sentani sudah didistribusikan dengan pesawat angkutan Hercules," tegas Danlanud Manuhua Biak Marsma Fajar Adriyanto.

Hingga, Jumat, berbagai komunitas masyarakat Biak Numfor masih membuka posko untuk menampung pemberian berbagai jenis bantuan kemanusiaan berupa barang dan uang untuk disumbangkan kepada korban banjir bandang Sentani.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (27/3) pukul 23.00 WIT masih terdapat 5.597 orang atau 979 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di 24 titik.

Seperti diketahui bencana banjir bandang Sentani terjadi Sabtu (16/3) pukul 18.00 hingga 23.30 WIT di Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, dan Distrik Depapre.

Banjir bandang tersebut disebabkan akibat hujan deras di wilayah Pegunungan Cycloops yang sudah gundul serta mengakibatkan 120 jiwa meninggal dunia serta puluhan warga hilang.

Pewarta: Muhsidin
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019