Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan film harus memiliki efek multiplier yang sangat baik dengan memberikan dampak perekonomian pada daerah yang berada di lokasi syuting.

"Film memang bukan industri yang benar-benar besar, tetapi cukup besar. Kita harapkan bukan film saja menyumbang bagi Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi efek multiplier baik ke musik, kuliner, pariwisata, banyak sekali," ujar Triawan perayaan Hari Film Nasional (HFN) di Jakarta, Jumat.

Dia memberi contoh film Laskar Pelangi, yang begitu selesai diproduksi dan ditayangkan langsung banyak penerbangan ke Belitung. Begitu juga dengan wisatawan yang berkunjung ke Belitung semakin meningkat dan dikenal masyarakat. Banyaknya wisatawan juga berdampak pada meningkatnya roda perekonomian di kawasan itu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan film Laskar Pelangi juga telah menginspirasi siswa di Bangka Belitung untuk belajar lebih keras dan lebih baik. Berkat film itu pula, nilai Ujian Nasional (UN) siswa di Belitung meningkat.

"Semangat belajar mereka semakin meningkat, terinspirasi dari film Laskar Pelangi. Nilai UN mereka juga bagus-bagus," kata Mendikbud.

Untuk itu, Mendikbud mendorong agar insan perfilman memproduksi film-film yang baik sehingga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat. Kemendikbud melalui Pusat Pengembangan Perfilman memperingati Hari Film Nasional (HFN) ke 69 yang jatuh pada 30 Maret 2019.

Sejumlah acara diselenggarakan mulai dari Kampanye Film, Pameran Sejarah Perfilman, Pemutaran Film Indonesia, Bincang Film dan Apresiasi Kesetiaan yang puncaknya akan dilaksanakan pada Kamis hingga Sabtu. Tema HFN tahun ini adalah “Film Indonesia Keren”.

Dalam kesempatan itu, Mendikbud juga memberikan Apresiasi Kesetiaan kepada 10 (sepuluh) orang sineas Indonesia yang telah bekerja lebih dari 30 (tiga puluh) tahun dibidangnya masing-masing, dan menyerahkan sertifikat kompetensi secara simbolis kepada insan film yang telah bersertifikat.

.

Pewarta: Indriani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019