Dari sekitar 5.000 bibit bakau yang ditanam, terdapat 10 pohon bakau yang merupakan tanaman mangrove langka jenis Banang-Banang
Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali, melakukan penanaman 5.000 bibit bakau (mangrove) saat aksi bertajuk "Badung Peduli Lingkungan, 5000 Mangrove Berjuta Manfaat" di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Patasari Kuta, Badung.

"Kegiatan pelestarian lingkungan ini merupakan wujud nyata dari pro lingkungan, yang merupakan salah satu dari enam prinsip dasar pembangunan di Badung, yaitu Pro Growth, Pro Poor, Pro Job, Pro Law Enforcement, Pro Environment dan Pro Culture," kata Bupati Badung, Giri Prasta, Jumat, di Badung.

Dari sekitar 5.000 bibit bakau yang ditanam, terdapat 10 pohon bakau yang merupakan tanaman mangrove langka jenis Banang-Banang.

Selain itu, dalam kegiatan tersebut dilakukan pelepasliaran satwa spesies hutan mangrove, yaitu seekor burung berjenis elang bio, 25 ekor burung tekukur, tujuh ekor biawak, dua ekor kura-kura dan seekor empas atau bulus.

Selain dihadiri Bupati Giri Prasta, kegiatan itu juga dihadiri Wabup Badung, Ketut Suiasa, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa dan ratusan peserta yang terdiri dari aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Badung, lembaga masyarakat, pemuda serta warga masyarakat.

Bupati menjelaskan, kegiatan itu sekaligus merupakan bentuk komitmen Pemkab Badung dalam pengamalan ajaran Tri Hita Karana, atau tiga sebab yang membuat manusia bahagia, khususnya pada hubungan harmonis antara manusia dengan alam.

"Ini implementasi Tri Hita Karana yang wajib dilakukan. Hubungan manusia dengan lingkungan ini salah satu bentuk riilnya adalah normalisasi sungai yang telah kita lakukan dan penanaman hutan mangrove," katanya.

Menurutnya, upaya menjaga kawasan hutan mangrove harus senantiasa digelorakan, karena itu merupakan salah satu langkah normalisasi, yaitu bagaimana membuat kawasan yang tidak normal menjadi kembali normal. Selain itu, sedimentasi yang terjadi di muara, menurutnya, harus diangkat, sehingga tidak terjadi banjir rob.

"Kami berkomitmen kebijakan pro lingkungan akan terus dikembangkan. Yaitu, dengan melakukan rebosisasi di daerah aliran sungai (DAS0 di hulu, bersama dengan pekaseh subak," katanya.

"Mangrove merupakan salah satu paru-paru dunia, jadi kami harus jaga. Kebijakan pro lingkungan ini adalah komitmen kami sedari awal, jadi diawali dulu di daerah pesisir atau hutan mangrove, nanti kami akan telusuri juga ke hulu untuk melakukan reboisasi," kata Giri Prasta.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan, menjelaskan, aksi penanaman pohon tersebut merupakan inovasi nyata dari Bupati Giri Prasta, yang mengadopsi konsep Badung darurat berbenah.

Kegiatan tersebut terfokus pada prinsip kelima Kabupaten Badung, yaitu Badung Pro-Environment atau peduli lingkungan dengan berbasis pada pembangunan berkelanjutan.

"Diharapkan pohon yang ditanam ini bisa hidup sekitar 70-80 persen dengan perawatan dari nelayan. Apabila dibandingkan ditempat lain harapan hidupnya hanya 10 persen," katanya.

Baca juga: Hutan Bakau Bali Terbaik di Asia

Baca juga: LPPM Unud tanam 3.000 pohon bakau

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019