Jakarta, 29 Oktober 2007 (ANTARA) - Bupati Sragen, Untung Wiyono dan Bupati Bantul, Idham Samawi akan mengadopsi konsep pengeloaan sampah pasar menjadi pupuk organik yang dikembangkan oleh Yayasan Danamon Peduli. Kedua Bupati setuju untuk melakukan proyek percontohan pengolahan sampah pasar di wilayah mereka. Untuk wilayah Sragen, proyek percontohan pengolahan sampah dilaksanakan di Pasar Bunder, sedangkan untuk wilayah Bantul, akan dilakukan di Pasar Bantul. Kerjasama ini tertuang dalam pembicaraan Danamon Peduli dengan Bupati Sragen dan Bupati Bantul yang dilaksanakan pada tanggal 26-27 Oktober 2007. Proyek ini akan mulai dilaksanakan pada bulan November 2007 untuk mengkonversi 5 ton sampah menjadi 2 ton pupuk organik per hari di masing-masing pasar. Pada proyek pengolahan sampah pasar ini, pendanaan, teknologi dan pelatihan disediakan oleh Yayasan Danamon Peduli dan Balai Mitra Mandiri. Sedangkan koordinasi lokal, pengelolaan proyek serta kesinambungan program merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Bupati Sragen yang sangat giat menggalangkan program pertanian organik, sangat antusias dalam menjalankan program pelaksanaan pengolahan sampah ini. "Saya sangat berterima kasih pada Danamon Peduli karena idenya. Setelah proyek percontohan ini berhasil, saya akan mengembangkannya di 5 pasar di wilayah Sragen," ungkap Untung Wiyono. Hal senada juga diungkapkan oleh Bupati Bantul. Selama tujuh tahun kepemimpinannya, Idham Samawi bergelut dengan masalah sampah. Selama ini Kabupaten Bantul dijadikan tempat pembuangan sampah yang dihasilkan oleh Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. "Setelah melihat hasil dari proyek ini, kami akan mereplikasi program ini di 33 pasar di wilayah Bantul. Program ini menunjukkan keberpihakan Danamon Peduli pada masyarakat pasar. Saya mendukung kegiatan revitalisasi pasar tradisional yang dilaksanakan Danamon Peduli karena 14% masyarakat Bantul menggantungkan hidupnya pada pasar tradisional," ungkap Idham Nawawi. Lebih lanjut Idham menegaskan, jika program pengolahan sampah di Pasar Bantul sudah menunjukkan hasil, maka pihaknya akan menggandeng Pemda Sleman dan Pemda Yogyakarta untuk mengadopsi program serupa di kawasan Sleman dan Yogyakarta sehingga di wilayah DIY, seluruh sampah organik bisa dikelola menjadi kompos. Pengolahan sampah pasar terpadu yang dilakukan oleh Yayasan Danamon Peduli tidak hanya mengatasi masalah sampah pasar tetapi juga dapat memberikan keuntungan tambahan bagi komunitas pasar tradisional. Rata-rata sampah pasar di Pasar Bunder dan Pasar Bantul berkisar antara 4-5 ton per hari. Jika sampah tersebut bisa menghasilkan 2 ton kompos per hari, maka dalam sebulan, keuntungan bersih yang bisa diperoleh pemerintah daerah adalah 10 juta Rupiah dari satu pasar. "Jika proyek ini bisa dieksekusi dengan mulus, bukan hanya membantu pelaku pasar tetapi juga membantu pemerintah mengurangi beban tempat pembuangan akhir, serta meningkatkan kesejahteraan. Sebab kompos hasil pengolahan sampah bisa dijual. Tinggal nanti disediakan lahan di pasar untuk tempat pengolahannya, tempat penjualan kompos, sekaligus display tanaman hias yang perawatannya menggunakan kompos pasar," jelas Risa Bhinekawati, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli. Proyek percontohan pengolahan sampah yang dilakukan Yayasan Danamon Peduli dengan Bupati Sragen dan Bantul sangat potensial karena komitmen yang kuat dari kedua bupati. "Program pengelolaan sampah terpadu ini akan kesinambungan dengan dukungan dari Bupati, sebagai kepala daerah beserta jajarannya serta kerjasama dengan masyarakat pasar setempat. Kami berharap dengan program ini, masalah sampah pasar di seluruh Indonesia bisa diatasi," ungkap Risa. Di tahun 2008 mendatang, Yayasan Danamon Peduli akan menganggarkan dana sekitar 4 miliar Rupiah untuk replikasi program pengolahan sampah di 66 kabupaten sebagai bagian dari program revitalisasi pasar tradisional melalui kegiatan "Pasarku: Bersih, Sehat, Sejahtera" Program ini akan melibatkan cabang Bank Danamon di wilayah setempat sebagai wujud kepedulian Danamon dalam mencetak bankir yang memiliki kepedulian. "Di Danamon, kami tidak hanya mencetak bankir yang handal dalam menjalankan bisnis, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi," tambah Risa. Selain berkolaborasi dengan Bupati Sragen dan Bantul dalam pengolahan sampah pasar, di penghujung bulan Oktober ini Yayasan Danamon Peduli bekerjasama dengan Walikota Yogyakarta dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) wilayah Yogyakarta menggelar Lomba Pasar Bersih tingkat provinsi DIY yang melibatkan 4 Kabupaten dan 1 Kotamadya. Proses penilaian dilaksanakan mulai 10 September-10 Oktober 2007. Berdasarkan penilaian juri, Pasar Lempuyangan terpilih sebagai Juara I Lomba Pasar Bersih 2007. Menurut Risa Bhinekawati, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli, Lomba Pasar Bersih akan kembali dilaksanakan tahun depan. Mengenai Danamon Peduli: Danamon Peduli memulai kegiatannya pada tahun 2001. Sejak tahun 2004 lebih memusatkan perhatiannya pada program yang dipelopori oleh komunitas (community-driven development) dan proyek-proyek berkelanjutan yang menekankan partisipasi relawan. Di tahun 2006 Danamon Peduli melakukan 817 kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari 6.000 relawan serta menyentuh kehidupan lebih dari 300.000 orang.Yayasan Danamon Peduli mendukung pembangunan berkelanjutan, berbasis kebutuhan komunitas dan melibatkan relawan. Misi tersebut diwujudkan dengan memperbaiki tingkat kesehatan, kebersihan, dan kehidupan masyarakat melalui program-program yang memiliki dampak yang luas. Selain itu Yayasan Danamon Peduli juga mengulurkan bantuan untuk memulihkan kehidupan korban bencana alam. Yayasan Danamon Peduli resmi dibentuk oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk 17 Februari 2006, dan secara resmi menjadi sebuah Yayasan yang mandiri. Mengenai Bank Danamon: PT Bank Danamon Indonesia, Tbk berdiri pada tahun 1956 dan per tanggal 30 Juni 2007 mengoperasikan sekitar 1.400 cabang termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP), Syariah dan cabang-cabang Adira Finance. Menyediakan akses bagi nasabahnya kepada lebih dari 14.000 jaringan ATM, termasuk melalui kerjasama dengan ATM Bersama dan ALTO, yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia, serta didukung oleh lebih dari 33.000 karyawan (termasuk anak perusahaan). Per tanggal 30 Juni 2007, Bank Danamon dimiliki 68,48% oleh Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd., dan 31,52% oleh publik (kepemilikan kurang dari 5%). Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Risa Bhinekawati, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli, Tel: 021 252-5214 ext. 6001-02, Fax: 021 250-1589, yayasan.peduli@danamon.co.id; Dwi Hapsari Mintorahardjo, Manager Komunikasi Yayasan Danamon Peduli, Telepon: (+6221) 252 5214 ext. 6003, Mobile: (+62) 812 8789854, Fax: (+6221) 250 1589, dee@danamonpeduli.co.id

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007