Trump kembali menyerukan OPEC untuk memompa lebih banyak minyak guna menurunkan harga
London (ANTARA) - Pasokan minyak OPEC merosot ke level terendah empat tahun pada Maret, sebuah survei Reuters menemukan, karena eksportir utama Arab Saudi mengirim lebih banyak pemangkasan pada pakta pemotongan pasokan kelompok itu, sementara produksi Venezuela turun lebih jauh karena sanksi-sanksi dan pemadaman listrik.

Ke-14 anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak memproduksi 30,40 juta barel per hari (bph) pada bulan lalu, survei menunjukkan pada Senin (1/4/2019), turun 280.000 barel per hari dari Februari dan merupakan total produksi OPEC terendah sejak 2015.

Survei menunjukkan bahwa Arab Saudi dan sekutu Teluk terus maju dengan pengurangan pasokan yang lebih besar daripada yang diminta oleh kesepakatan OPEC terbaru, mengabaikan tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan pasokan. Pada Kamis (28/3/2019), Trump kembali menyerukan OPEC untuk memompa lebih banyak minyak guna menurunkan harga.

Minyak mentah diperdagangkan di atas 68 dolar AS per barel, mendekati level tertinggi 2019, didorong oleh langkah Saudi dan pembatasan pasokan secara tidak sengaja di Venezuela dan Iran, yang keduanya berada di bawah sanksi-sanksi AS yang membatasi ekspor mereka.

"Keinginan yang ada untuk membawa persediaan minyak global lebih rendah," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM, mengacu pada strategi OPEC.

"Kecuali jika ada lonjakan tiba-tiba dalam produksi OPEC atau gangguan total dalam pembicaraan perdagangan AS-China, investor-investor keuangan akan menemukan minyak lebih menarik untuk memasukkan lebih banyak uang mereka ke dalamnya."

OPEC, Rusia dan non-anggota lainnya - aliansi yang dikenal sebagai OPEC+ - sepakat pada Desember untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari. Bagian OPEC dari pemotongan itu sebesar 800.000 barel per hari, yang akan dikirimkan oleh 11 anggota - semua kecuali Iran, Libya dan Venezuela.

Pada Maret, 11 anggota OPEC yang terikat oleh perjanjian baru mencapai 135 persen dari pemotongan yang dijanjikan, survei menemukan, naik dari 101 persen pada Februari dan tingkat tertinggi menurut standar OPEC.

Di antara produsen-produsen yang dikecualikan, pasokan Venezuela turun 150.000 barel per hari karena pemadaman listrik memukul ekspor, menambah dampak sanksi-sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara PDVSA dan penurunan jangka panjang dalam produksi.

Kesepakatan OPEC+ terbaru datang hanya beberapa bulan setelah kelompok itu sepakat untuk memompa lebih banyak minyak, yang pada gilirannya membatalkan sebagian kesepakatan pembatasan pasokan semula yang mulai berlaku pada 2017.

Penurunan pasokan terbesar datang dari Arab Saudi, produsen OPEC terbesar, yang memproduksi 220.000 barel per hari lebih rendah dari Februari, survei menunjukkan.

Arab Saudi telah mengurangi produksi dari rekor 11 juta barel per hari pada November karena kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan, meskipun survei menunjukkan bahwa pasokan turun sedikit lebih rendah dari yang ditunjukkan kerajaan.

Penurunan terbesar kedua terjadi di Venezuela. Washington memberlakukan sanksi-sanksi terhadap perusahaan minyak negara PDVSA pada Januari, sementara pemadaman listrik menghentikan operasi di terminal ekspor minyak utama Jose dan di pabrik-pabrik peningkatan (upgrading) minyak mentah.

Beberapa sumber dalam survei menempatkan produksi Venezuela pada Maret serendah 650.000 barel per hari. Pasokan ke pasar tidak jatuh serendah ini, menurut data ekspor, yang menunjukkan pengiriman 800.000 barel per hari atau lebih besar meskipun terjadi penghentian.

Produksi di Venezuela, yang pernah menjadi tiga besar produsen OPEC, telah menurun selama bertahun-tahun karena keruntuhan ekonomi.

Survei menunjukkan Kuwait dan Uni Emirat Arab juga memberikan pengurangan yang lebih besar dari yang dipersyaratkan dalam kesepakatan, sementara Irak, yang lamban pada kepatuhan dalam putaran terakhir pemotongan, mengurangi pasokan karena ekspor dari selatan negara itu jatuh.

Kenaikan produksi terbesar OPEC terjadi di Libya, karena ladang minyak terbesar di negara itu, El Sharara, mulai beroperasi kembali.

Di antara negara-negara OPEC dalam pakta pasokan, Nigeria kelebihan produksi dengan jumlah terbesar, survei menemukan. Dimulainya produksi di ladang Egina oleh perusahaan minyak Total membantu meningkatkan produksi.

Nigeria mengatakan ladang Egina menghasilkan kondensat, sejenis minyak ringan yang dikecualikan dari pakta pemotongan OPEC. Survei ini mencakup ladang berdasarkan pada daftar Total sebagai produsen minyak mentah.

Produsen yang lebih kecil seperti Kongo, Ekuador, Equatorial Guinea dan Gabon juga memproduksi minyak di atas target mereka, menurut survei.

Produksi Maret adalah yang terendah oleh OPEC sejak Februari 2015, tidak termasuk perubahan keanggotaan sejak saat itu, survei Reuters menunjukkan.

Survei Reuters bertujuan untuk melacak pasokan ke pasar dan didasarkan pada data pengiriman yang disediakan oleh sumber eksternal, Refinitiv Eikon mengalirkan data dan informasi yang diberikan oleh sumber-sumber di perusahaan minyak, OPEC dan perusahaan konsultan.

Baca juga: Harga minyak naik didukung pasokan OPEC yang lebih rendah
Baca juga: Harga minyak ditutup lebih rendah di tengah "tweet" Trump tentang OPEC

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019