Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers International menyatakan bahwa pengembang di  DKI Jakarta  tidak lagi agresif dalam membangun hotel baru di kawasan Ibu Kota.

"Ada kecenderungan pengembang tidak lagi agresif dalam membangun hotel karena performance-nya masih sekitar 60 persen," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Selasa.

Namun demikian, ujar dia, diproyeksikan pada 2019 akan ada tambahan lagi sebanyak 2.593 kamar hotel bintang 3 dan empat yang siap beroperasi di Jakarta pada tiga kuartal terakhir 2019.

Kinerja okupansi atau tingkat keterisian hotel pada awal tahun ini dinilai masih lambat karena masih belum banyak aktivitas binsisi.

Apalagi, ia juga berpendapat bahwa kegiatan politik pada Pemilu 2019 ini tidak sebanyak dengan pemilu lima tahun sebelumnya sehingga tidak cukup kuat dalam meningkatkan kinerja perhotelan.

"Pada 2019i, kami masih melihat belum ada plus factor seperti tahun lalu ada Asian Games 2018 yang cukup mendorong okupansi," ucapnya.

Pada kuartal II-2019 dengan memasuki periode bulan puasa, lebaran dan liburan sekolah, maka diperkirakan tingkat hunian hotel di Jakarta juga masih belum bisa melesat kinerjanya.

Ferry memaparkan, barulah pada paruh kedua 2019 diperkirakan akan ada banyak kegiatan yang melibatkan pihak hotel karena dinilai termasuk masa penyerapan anggaran pemerintah.

Untuk hotel di luar Jakarta, ia juga menyoroti fenomena kenaikan harga tiket pesawat yang dari hasil diskusi beberapa pemilik hotel ternyata juga merupakan hal yang mencemaskan bagi mereka.

"Mereka (pemilik hotel) mengkhawatirkan ini terutama di daerah-daerah yang harus dijangkau dengan pesawat," paparnya.

Namun untuk di Bali, ujar dia, tingkat hunian diprediksi akan mengalami peningkatan seiring tren wisatawan asing yang terus meningkat karena banyaknya rute penerbangan langsung ke Pulau Dewata.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019