Sumenep (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemkab Sumenep, Jawa Timur, Abd Rahmah Riadi menyatakan, jumlah bangunan rusak akibat gempa tektonik dengan magnitudo 4,9 terjadi di Sumenep  pada Selasa(2/4) sekitar  pukul 08.22 WIB dipastikan bertambah.

"Saat hari kejadian terdata jumlah bangunan rusak akibat gempa itu baru delapan unit, namun berdasarkan laporan terbaru hari ini menjadi 26 bangunan rusak," kata Rahman di Sumenep, Rabu petang.

Rincian kerusakan bangunan meliputi  20 unit rumah rusak, lima sarana pendidikan dan satu mushalla.

Menurut Rahman, kerusakan terparah di Desa Kropoh, Kecamataan Raas, lalu di Desa Tonduk dan Brakas.

Menurut Rahman, pihaknya juga telah melaporkan tentang jumlah tambahan bangunan rusak itu ke Pemprov Jawa Timur.

"Kalau data kerugian secara keseluruhan akibat gempa ini, belum, dan masih dilakukan pendataan oleh petugas lapangan," katanya, menjelaskan.

Sementara terkait dengan informasi gempa, Kepala BPBD Pemkab Sumenep Abd Rahman Riadi mengimbau, agar masyarakat selalu merujuk kepada situs resmi BMKG atau media massa terpercaya.

Gempa yang menyebabkan 26 unit bangunan warga di Pulau Raas rusak itu berpusat di laut pada kedalaman lima kilometer di koordinat 7,22 LS dan 114,56 BT, 83 kilometer arah tenggara Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik," kata Triyono dalam keterangan tertulis.

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di Pulau Sapudi dengan intensitas III-IV MMI, Situbondo dengan intensitas II-III MMI, serta Banyuwangi, Denpasar dan Singaraja dengan intensitas II MMI.

Sebanyak lima kali gempa susulan terjadi di Sumenep dengan rentan waktu 3 jam dari kejadian pertama.

"Menurut rilis terbaru BMKG yang kami terima, gempa pertama pada pukul 06:05:27 WIB, sedangkan yang terjadi pada pukul 08:27:42 WIB merupakan gempa susulan," kata Humas Forum Koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madura di Pamekasan Budi Cahyono.

Magnitudo gempa antara yang pertama dengan lima kali gempa susulan berbeda. Gempa awal terjadi dua kali, yakni 4.5 SR pada pukul 06:05:27 WIB, dan 5.0 SR pada pukul 08:22:44 WIB.

Pusat gempa pada dua gempa awal itu berbeda, yakni berlokasi di 7.20 LS, dan 114.59 BT, 83 kilometer arah tenggara Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep pada kedalaman 81 kilometer.

Sedangkan yang terjadi pada pukul 08:22:44 WIB, episentrum gempa terletak pada koordinat 7,22 LS dan 114,56 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 83 kilometer arah tenggara Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur pada kedalaman 5 kilometer.

"Pada gempa susulan magnitudo gempa cenderung berkurang, dan pada susulan kelima yang terjadi pada pukul 09:04:17 WIB tadi hanya 2.8 SR," kata Budi, menjelaskan rilis yang diterima Forum Koordinasi BPBD Se-Madura dari pihak BMKG.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019