Jakarta (ANTARA) -
Film berjudul "Bumi Itu Bulat" mengajarkan masyarakat untuk mencintai Tanah Air dan menjaga sikap toleransi antar pemeluk agama, demikian disampaikan Akademisi Komaruddin Hidayat.
 
"Sebuah film yang harus ditonton," kata Kamaruddin saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
 
Kamaruddin mengatakan film yang diproduksi Robert Ronny itu mengangkat isu pandangan atau primordialisme etnis dan keagamaan yang ditarik ke ranah politik praktis sehingga menciptakan polarisasi dalam masyarakat.
 
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menuturkan masyarakat Indonesia dapat belajar dan mengambil hikmah dari film "Bumi Itu Bulat" menyusul kecenderungan masyarakat yang terpolarisasi menjelang pemilihan umum 2019.

Cendekiawan muslim itu menilai film yang digarap kerja sama antara Inspiration Picture, Astro Shaw, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan Ideosource Entertainment itu dapat memperkuat bangsa Indonesia.
 
"Film, selain merupakan sebuah hiburan, bisa juga sebagai sarana persatuan. Lewat film seperti itu, masyarakat akan mudah menyerap pesan arti penting persahabatan dan persatuan," ujar Komaruddin.
 
Film Bumi Itu Bulat menceritakan kelompok musik Rujak Acapella yang memiliki lima orang anggota dari latar belakang berbeda.
 
Namun, konflik muncul ketika Rahabi (Rayn Wijaya) mengajak Aisha (Febby Rastanty) yang berperan sebagai seorang muslim garis keras untuk bergabung.
 
Film tersebut menampilkan aktris senior Christine Hakim, komika Arie Kriting, dan desainer Jenahara Nasution.

Baca juga: Ingin ajarkan toleransi, Arie Kriting terlibat film "Bumi itu Bulat"

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019