Jakarta (ANTARA) - Pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto mengatakan anak perlu contoh dalam bermain dan tidak sibuk dengan gawai dan peralatan elektronik lainnya.

"Kita memerlukan model untuk anak-anak agar kembali senang bermain di alam bebas, termasuk bermain permainan tradisional," kata Kak Seto kepada wartawan saat peringatan "49 Tahun Pengabdian Kak Seto di Dunia Anak-Anak" di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Kamis.

Kak Seto mengatakan kekhawatiran terhadap anak-anak dan generasi milenial yang lebih sibuk bermain menggunakan gawai juga menjadi keprihatinan Presiden Joko Widodo. Hal itu disampaikan Presiden saat mengundang para pegiat anak di Istana pada awal 2018.

Kak Seto mengatakan pada kesempatan itu dia kemudian mengusulkan sekaligus menantang Presiden dan beberapa menteri terkait untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2018 untuk memainkan permainan tradisional di halaman belakang Istana Merdeka.

"Usul itu akhirnya terlaksana 4 Mei 2018. Presiden bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Sosial dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bermain bersama sekitar 600 anak," tuturnya.

Saat itu, Kak Seto menceritakan Presiden dan sejumlah menteri bersama anak-anak, termasuk anak-anak dari kelompok marjinal, asyik bermain "gobak sodor", engklek, egrang, kuda lumping, dan sebagainya.

"Semoga yang dilakukan Presiden dan beberapa menteri itu diikuti gubernur, wali kota, bupati, camat, lurah, sampai RT/RW dan ayah bunda saat bermain bersama anak-anak," katanya. 

Baca juga: Balai Pustaka dan Telkom ajak masyarakat lestarikan permainan anak tradisional
Baca juga: Kak Seto usulkan permainan tradisional dipatenkan
Baca juga: Bersama anak-anak, Presiden dan Ibu Negara mainkan tiga permainan tradisional

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019