Jakarta (ANTARA) - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola berharap agar Danny Rose, pemain asal klub Tottenham Hotspur tidak membiarkan kemenangan bagi rasisme dengan mengikuti rencananya meninggalkan sepak bola ketika karirnya sudah selesai.

Rose, anggota tim nasional Inggris tersebut, Kamis mengatakan bahwa ia sudah tidak sabar untuk segera meninggalkan sepak bola karena sudah tidak tahan dengan perlakuan rasis di lapangan, serta frustrasi dengan respon pihak berwenang dalam menangani aksi pelecehan rasial.

Rose adalah salah satu diantara beberapa pemain Inggris yang menjadi korban teriakan penonton pada pertandingan kualifikasi Euro 2020 di Montenegro bulan lalu.

Baca juga: Danny Rose kecewa dengan penanganan kasus rasis

Guardiola yang akan memimpin City menghadapi Tottenham pada pertemuan pertama perempat-final Liga Champions, Selasa mendatang, mengatakan bahwa Rose harus tetap berada di dunia sepak bola dan terus berjuang melawan aksi rasisme.

"Cara terbaik untuk melawan dan membasmi situasi buruk ini adalah berjuang setiap hari dan tentu saja Rose adalah pemain yang istimewa," kata Guardiola dalam sebuah konferensi pers, Jumat.

Baca juga: UEFA buka penyidikan tindakan rasis suporter Montenegro

"Saya akan sampaikan jika bertemu di Selasa nanti," kata Guardiola seperti yang dikutip Reuters.

Teriakan bernada rasis di Montenegro memberikan dorongan baru terhadap perdebatan apakah pihak berwenang saat pertandingan sudah cukup berbuat untuk menangani isus rasis dalam sepak bola.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin beberapa waktu lalu mengatakan bahwa wasit harus menghentikan pertandingan jika para pemain menjadi target pelecehan rasial.

Sementara itu, Raheem Sterling, rekan satu tim Rose, mendesak diberlakukannya hukuman lebih keras kepada penonton yang terbukti melakukan pelecehan rasial terhadap pemain.
 

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019