permintaan semen sepanjang tahun ini akan bertumbuh sekitar 4 persen - 5 persen, tidak jauh berbeda dengan 2018 pada kisaran 74-75 juta ton
Jakarta (ANTARA) - Industri sektor semen pada  2019 diperkirakan akan membukukan kinerja keuangan positif seiring dengan peningkatan kapasitas produksi, nilai tukar yang stabil dan penurunan harga batubara pada tahun ini.

"Sektor semen akan lebih baik sepanjang 2019, didorong peningkatan kapasitas produksi hingga sekitar 110 juta ton, nilai tukar yang stabil dan turunnya harga batu bara," kata Analis sekuritas Bahana Sekuritas Adrianus Bias Prasuryo, kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Adrianus mengatakan, membaiknya kinerja keuangan sektor semen didorong turunnya harga batu bara, karena 60-70 persen beban biaya industri semen berasal dari nilai tukar dan penggunaan batu bara sebagai bahan bakar produksi.Ditambah lagi, pada semester 2 tahun lalu, industri sudah menaikkan harga meski baru sekitar 5 persen.

Diperkirakan, permintaan semen sepanjang tahun ini akan bertumbuh sekitar 4 persen - 5 persen, tidak jauh berbeda dengan 2018 pada kisaran 74-75 juta ton.

Sektor semen terakhir kali mengalami masa gemilang pada 2012, saat konsumsi mencapai 48 juta ton dengan kapasitas industri sebesar 50 juta ton sehingga rasio kedua mendekati 100 persen.

Melihat permintaan semen yang sangat besar, banyak pemain kecil yang ikut meramaikan sekor ini sehingga kelebihan pasokan terus terjadi hingga 2017, yang membuat perang harga tidak dapat dihindari, sehingga membukukan kinerja negative.

Naiknya permintaan semen pada tahun 2019 juga berasal dari sektor properti yang di beberapa tempat sudah terlihat ada permintaan meski masih didominasi dari kelas menengah ke bawah.

Dengan kondisi perekonomian yang semakin baik, permintaan terhadap properti diperkirakan semakin besar sehingga akan mendongkrak penjualan semen, serta penguatan rupiah yang berkelanjutan dan potensi turunnya harga batubara akan semakin membuka kinerja positif bagi sektor semen.

Sebaliknya, pelemahan rupiah, naiknya harga batubara serta stagnannya permintaan properti bisa menjadi risiko bagi industri semen.

Dengan prospek positif ini, Bahana Sekuritas memberi rekomendasi beli untuk saham PT Indocement Tunggal Perkasa, dengan target harga Rp 22.200/lembar saham.

Perusahaan berkode saham INTP ini akan mendapat keuntungan dari redanya kompetisi khususnya wilayah Jawa Barat dan perseroan juga pada tahun 2018 membukukan profit yang sangat rendah sehingga berdampak pada peningkatan profit yang cukup tinggi pada tahun 2019, serta aksi merger dan akuisisi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, akan menyumbang kinerja positif bagi profit perseroan.

Sementara itu, Bahana Sekuritas juga merekomendasikan tahan untuk saham PT Semen Indonesia (SMGR), dengan target harga Rp13.200 per lembar dan hal yang sama berlaku untuk saham PT Holcim Indonesia atau yang dikenal dengan kode saham SMCB, dengan target harga Rp2.100 per lembar, serta saham PT Semen Baturaja atau berkode saham SMBR dengan target harga Rp1.570 per lembar.

Baca juga: Kemenperin jaga keberlanjutan investasi industri semen
Baca juga: Industri semen dorong program pembangunan keberlanjutan

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019