Ambon (ANTARA News) - Polda Maluku tetap gencar mengungkapkan "aktor intelektual" maupun penyandang dana aksi "tarian liar" diperagakan pengikut gerakan separatis RMS di saat perayaan Harganas ke-XIV yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Ambon, 29 Juni . Kapolda Maluku, Brigjen Pol.Mohammad Guntur Ariyadi, di Ambon, Sabtu, mengatakan, telah menetapkan 64 tersangka terkait aksi "tarian cakalele(perang-red) maupun pengibaran bendera kelompok separatis RMS dan 35 orang diantaranya telah disiap disidangkan di PN Ambon setelah Kejari setempat memutuskan Berita Acara Pemeriksaan(BAP) lengkap. "Kami berharap saat persidangan nanti terungkap siapa "aktor intelektual" dan penyandang dana untuk aksi "tarian liar" yang mengagetkan Presiden Yudhoyono an ribuan orang menyaksikan karena tidak ada dalam agenda acara panitia Harganas ke-XIV,"tambahnya. Diakuinya Simon Saiya yang disebut-sebut sebagai pengganti Alexander Manuputty sebagai pimpinan eksekutif Front Kedaulatan Maluku(FKM) yang memperjuangkan kembalinya kedaulatan RMS hingga kini masih buron sehingga dimasukkan dalam Daftar Pencaharian Orang(DPO). Alexander Manuputty pun kini masih burun ke AS setelah kabur dari LP Cipinang, Jakarta tahun 2004 lalu. Brigjen Pol.Ariyadi yang dipercayakan sebagai Kapolda Maluku karena Brigjen Pol.Gatot Guntur Setyawan dicopot dari jabatannya sehubungan aksi "tarian liar" itu mengimbau masyarakat agar berperan serta memberantas kegiatan makar terhadap NKRI dengan melaporkan sekiranya melihat oknum masyarakat melakukan perbuatan mencurigakan. "Aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak untuk menumpas gerakan separatis RMS sekiranya masyarakat kurang berpartisipasi melaporkan aksi mereka di lingkungan,"ujarnya. Karena itu , Kapolda menjamin, identitas maupun keselamatan anggota masyarakat yang melapor adanya kegiatan separatis RMS karena kenyataan simpatisan organisasi sempalan ini masih "berkeliaran". "Buktinya bendera separatis RMS yang biasa disebut "benang raja" itu sering dikibarkan maupun dinaikn dengan balon gas sebagai upaya provokasi,"katanya. Insiden "tarian liar" ini pun berakibat Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI. Sudarmaydi Soebandi juga dicopot dari jabatannya dan diganti Mayjen TNI Rasyid Qurnuen yang merupakan mantan Danjen Kopassus . (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007